kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laba perusahaan penjaminan menurun


Selasa, 28 Mei 2013 / 07:44 WIB
Laba perusahaan penjaminan menurun
ILUSTRASI. Harga saham BBCA stagnan, BBRI loyo pada perdagangan bursa Selasa (14/12). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.


Reporter: Mona Tobing | Editor: Roy Franedya

JAKARTA. Bisnis usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menjanjikan laba sekaligus risiko  besar. Tengok saja, di kuartal I-2013, laba bersih perusahaan penjaminan kredit anjlok 12,19%, dari Rp 141,4 miliar menjadi 124,2 miliar.
 

Penurunan tersebut akibat kenaikan beban yang tidak diimbangi kenaikan pendapatan imbal jasa penjaminan. Per Maret 2013, beban perusahaan penjaminan naik 112% menjadi Rp 362,7 miliar. Kenaikan ini akibat melonjaknya pembayaran klaim perusahaan hingga 143,2% menjadi
Rp 96,93 miliar.

Adapun imbal hasl pendapatan imbal jasa penjaminan (IJP) perusahaan penjaminan tumbuh 72,47% menjadi Rp 405,04 miliar. Sepanjang kuartal I-2013 pendapatan mencapai Rp 506,6 miliar atau tumbuh 62% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya. Pada periode tersebut outstanding penjaminan tumbuh 3,25% menjadi Rp 95,11 triliun.

Dari segi investasi, perusahaan penjaminan mencatat kan penurunan nilai investasi 3% menjadi Rp 5,37 triliun, dari Rp 5,5 triliun.  Wajar terjadi penurunan nilai investasi ini. Mengingat sebagian besar, tepatnya sebanyak 80% portofolio investasi perusahaan penjaminan atau senilai
Rp 4,31 triliun disimpan di perbankan. Tujuannya, agar likuid, yakni saat terjadi klaim, pembayaran dapat cair lebih cepat.

Sisanya ditempatkan pada obligasi sebesar 14,7% senilai Rp 791,41 miliar. Kemudian di reksadana sebesar 3,34% dan 1,4% di saham.

Bakti Prasetyo, Direktur Mitigasi Resiko Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), mengakui di kuartal I lalu, pembayaran klaim sangat tinggi. "Pendapatan naik, tapi klaim juga tinggi," ujarnya, Senin (27/5).

Pendapatan bersih Jamkrindo mencapai Rp 414 miliar tumbuh 38%. Sedangkan beban klaim naik 81% menjadi Rp 330,6 miliar. Walhasil, laba bersih Jamkrindo turun tipis menjadi Rp 142,3 triliun dari Rp 142,8 triliun.   

Dumoly F. Pardede, Deputi Komisioner Industri Keuangan Non Bank II Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menambahkan potensi pertumbuhan perusahaan penjaminan masih oke. Pendorongnya adalah, semakin banyak bank yang turut menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR). "Pemerintah daerah semakin aktif mendirikan perusahaan penjaminan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×