kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba tergerus pencadangan


Kamis, 02 Mei 2013 / 07:44 WIB
Laba tergerus pencadangan
ILUSTRASI. Petugas Fogging Kecamatan Palmerah melakukan pengasapan di SDN Kota Bambu 07 Pagi, Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (25/1/2019). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/wsj.


Reporter: Mona Tobing | Editor: Roy Franedya

JAKARTA. Rasio klaim yang dibayarkan PT Taspen pada kuartal I-2013 mencapai 90% dari perolehan premi. Hal ini menyebabkan laba Taspen di periode tersebut menurun hingga 66% menjadi Rp 20 miliar. Pada kuartal yang sama tahun lalu, laba sebesar Rp 60 miliar.

Tri Lestari, Direktur Keuangan Taspen, mengatakan pada awal tahun ini Taspen menaikan besar cadangan sebagai persiapan jika sewaktu-waktu pembayaran klaim meningkat. Di saat yang sama, pembayaran premi dari pegawai negri sipil (PNS) belum sepenuhnya masuk. "Karena kami mencadangkan lebih besar. Pada Januari kemarin klaim yang kami bayar cukup besar, karena masuk awal tahun," kata Tri.

Rasio klaim tinggi seperti dikatakan Tri terbilang wajar. Sebab, pembayaran program manfaat kepada pensiun langsung dibayar ke peserta. Di kuartal I-2013 ini, Taspen telah membayar rasio klaim hingga 90% dari premi yang dikumpulkan mencapai  Rp 1,5 triliun. Meski begitu, dari sisi perolehan premi, ada kenaikan 16%.

Di sisi investasi, Taspen mengandalkan obligasi sebagai penempatan dana terbesar. Namun, mulai tahun ini, Taspen mengurangi porsi obligasi dengan menambah penempatan di saham. Ini demi menghasilkan imbal hasil investasi sebesar 10% pada tahun ini.

Sebelumnya, Taspen menempatkan antara 70% - 75% dana kelolaan di obligasi. Manajemen akan mengurangi porsi itu hingga 68%. Tahun ini, Taspen siap menganggarkan Rp 8 triliun untuk memborong surat utang negara.

Dalam kesempatan yang sama, Agus Heryanto, Direktur Utama Taspen, mengatakan lewat pembentukan bank joint venture dengan PT Pos Indonesia dan Bank Mandiri, akan mendorong potensi penyaluran kredit pensiun dari peserta Taspen. Agus menyebut saat ini, jumlah peserta Taspen yang dilayani kredit pensiun oleh PT Pos mencapai 800.000 ribu peserta dengan nilai kredit mencapai Rp 1,2 triliun.

Lewat Bank Sinar Harapan yang sahamnya milik PT Taspen sebesar 20,2%, Agus yakin volume penyaluran kredit pensiun bisa naik hingga dua kali lipat. "Layanan yang diterima peserta Taspen akan semakin luas. Meskipun Bank Sinar menyalurkan kredit ke pensiun. Tapi kami berharap, bisnis kredit pensiun tidak dieksploitasi," ujar Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×