Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sejumlah bank swasta sudah merilis kinerja kuartal III 2016. Bank Central Asia (BCA) masih tercatat sebagai bank swasta yang meraup laba paling besar. Hingga kuartal III 2016, BCA mampu mencetak kenaikan laba bersih 13,2% menjadi Rp 15,1 triliun.
Bank milik Grup Djarum ini hanya kalah dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang membukukan laba sebesar Rp 18,62 triliun. Perolehan laba BCA itu juga semakin meninggalkan Bank Mandiri.
Maklum, di kuartal III 2016, laba Bank Mandiri malah menurun 17,6% menjadi Rp 12,01 triliun. Sejak kuartal II-2016, laba BCA sudah menyalip Bank Mandiri. Waktu itu, BCA mampu mencetak laba senilai Rp 9,57 triliun, sedangkan Bank Mandiri membukukan laba Rp 7,08 triliun.
Pertumbuhan kinerja BCA pada sembilan bulan pertama tahun ini bersumber dari peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 14% menjadi Rp 29,93 triliun. Pada saat bersamaan, bank ini mampu menjaga pertumbuhan biaya operasional di kisaran 9,2% menjadi Rp 17,5 triliun.
Kenaikan laba ini juga disebabkan oleh penurunan rasio pencadangan BCA. "Per September sebesar 201,0% turun dari semula 285,4%," kata Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA, Rabu (26/10).
Padahal, dari sisi penyaluran kredit, sampai September 2016 pertumbuhan kredit BCA cuma meningkat 5,8% menjadi Rp 386,24 triliun. Kenaikan kredit tersebut disumbang dari pertumbuhan kredit konsumer sebesar 8,1% dan kredit korporasi sebesar 5,7% menjadi Rp 133,3 triliun.
Bank swasta lain yang merilis kinerja kuartal III-2016 adalah PT Bank OCBC NISP Tbk. Pada periode tersebut, bank milik investor Singapura itu mencetak pertumbuhan laba 28,23% menjadi Rp 1,35 triliun. Laba OCBC tumbuh tinggi kendati kucuran kredit hanya naik 9,68% menjadi Rp 86,94 triliun.
"Beban operasional masih naik 15,84% yoy, namun tak setinggi pendapatan bunga bersih," ucap Parwati Surjaudaja, Direktur Utama OCBC NISP, kemarin.
Sementara PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) hanya mencatatkan kenaikan laba tipis yakni 2% menjadi Rp 1,39 triliun. Minimnya pertumbuhan laba bank ini akibat kenaikan biaya operasional melebihi dari kenaikan pendapatan bunga bersih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News