Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. RHB Capital Bhd pantang menyerah menginjakkan kaki di Indonesia. Yang terbaru, bank asal Malaysia ini kembali berminat mengakuisisi bank di Tanah Air karena potensi bisnis yang menggiurkan.
Direktur Kelompok RHB Capital Bhd Datuk Khairussaleh Ramli menyampaikan, hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) RHB Capital Bhd pada 13 Mei 2016 melaporkan rencana perusahaan melakukan investasi di Indonesia melalui akuisis atau merger salah satu bank yang bergerak pada sektor komersial.
"Fokus kami adalah memanfaatkan kemampuan untuk mengembangkan bisnis secara organik dan sinergi," kata Khairussaleh, seperti yang dilansir New Straits Times. Lanjutnya, perusahaan belum dapat menyampaikan nama bank yang akan dicaplok karena masih menunggu waktu dah kepastian harga.
Dari rencana tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum memperoleh informasi resmi dari RHB Capital Bhd. Direktur Komisioner Bidang Pengaturan Perbankan OJK Mulya Siregar menyampaikan, regulator membuka pintu bagi investor asing yang ingin masuk ke perbankan di Indonesia tapi dengan sejumlah syarat.
Misalnya, RHB Capital Bhd harus melakukan konsolidasi bank melalui akuisisi dua bank. Kemudian, regulator Malaysia memberikan kelonggaran bagi bank di Indonesia yang ingin ekspansi ke Negeri Jiran. Syarat terakhir, investor asing harus menyalurkan kredit ke sektor produktif.
Kredit yang mendukung perekonomian seperti infrastruktur, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), pertanian, dan transportasi. "Jika investor asing ingin masuk kesini dan mau menunjung konsolidasi, why not," ucap Mulya, kepada KONTAN, Minggu (15/5).
Saat ini, RHB Capital Bhd berkantor pusat di Malaysia dengan fokus bisnis pada ritel, usaha kecil dan menengah (UKM), korporasi, aset manajemen, asuransi dan lain-lain. Grup ini memiliki ekspansi di 10 negara seperi Brunei, Kamboja, Hong Kong, Indonesia, Laos, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam.
RHB Capital Bhd bukan orang baru yang ingin masuk ke Indonesia. Pada tahun 2009, perusahaan berminat untuk membungkus 80% saham di Bank Mestika Dharma dengan harga 1,16 miliar ringgit. Sayangnya, sejak tahun 2009 hingga tahun 2014, regulator tak mengabulkan niat tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News