Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren perlambatan laju pertumbuhan kredit terjadi kembali berlanjut pada April 2023 dengan catatan Bank Indonesia (BI) hanya tumbuh 8,08% YoY. Dimana, BI mencatat kredit modal kerja yang mengalami perlambatan paling besar di periode ini.
Jika menilik data BI di April 2023 ini, kredit modal kerja hanya mampu mencatatkan pertumbuhan sekitar 6,55% YoY. Padahal, bulan sebelumnya pertumbuhan kredit modal kerja masih bisa mencapai 10% dan di Februari 2023 masih tumbuh 10,2%.
Meskipun demikian, untuk kredit investasi dan kredit konsumsi sejatinya juga mengalami perlambatan dari bulan sebelumnya namun tidak sesignifikan kredit modal kerja. Pertumbuhan kredit investasi dari sebelumnya 10,3% YoY menjadi 10,12% YoY dan kredit konsumsi dari 9,1% menjadi 8,68% YoY.
“Yang rendah adalah pertumbuhan kredit modal kerja. Ini sesuatu yang kami cek dan uji lebih lanjut,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo pekan lalu.
\Baca Juga: LPS Tahan Tingkat Bunga Penjaminan, Bank Ikut Tahan Suku Bunga Simpanan
Hal yang sama terjadi pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) dimana perlambatan pertumbuhan kredit juga terjadi. Namun, Direktur Utama BJB Yuddy Renaldi mengatakan pihaknya tak bisa membandingkan pertumbuhan lebih lambat terjadi pada kredit investasi atau kredit modal kerja.
“Di BJB memang pembiayaan kredit terbesar ada di pembiayaan modal kerja dan saat ini memang sedikit melandai,” ujar Yuddy,
Yuddy bilang pihaknya terus mendorong pertumbuhan kredit berada di atas pertumbuhan industri. Ia mencontohkan pada Maret 2023, BJB masih mampu mencatat pertumbuhan kredit 10,8%, dimana OJK mencatat pertumbuhan kredit industri periode tersebut capai 9,93%.
Lebih lanjut, Yuddy optimistis di awal semester 2-2023, kredit tersebut dipastikan akan meningkat sangat signifikan. Alasannya, proyek-proyek infrastruktur pemerintah daerah yang akan mulai dikerjakan para vendor yang kebetulan merupakan debitur eksisting.
“pasti akan membutuhkan pembiayaan modal kerja konstruksi (KMKK),” ujarnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit saat ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi sekarang belum semuanya tumbuh dari pandemi Covid-19.
“Yang kami lihat belum cukup merata,” ujar Taswin.
Baca Juga: Dukung UMKM, Hibank Bakal Luncurkan Produk Terbaru
Di Maybank Indonesia sendiri, pertumbuhan kredit masih ditopang oleh kredit konsumsi yang tercermin dari kredit Community Financial Services (CFS) Ritel yang tumbuh 14,6% YoY di Kuartal pertama 2023, dengan kredit pemilikan mobil tumbuh paling tinggi sekitar 26,1% YoY.
Sementara itu, kredit CFS non ritel atau korporasi justru mengalami penurunan sekitar 5% di periode yang sama. Dengan nilai kreditnya mencapai Rp 27,8 triliun.
“Di kredit korporasi sendiri sejak 2021 kita melihat memang masih didominasi oleh BUMN, meskipun di korporasi swasta sudah ada pertumbuhan tapi belum tinggi,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News