CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.348.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.724   -33,00   -0,20%
  • IDX 8.399   -20,58   -0,24%
  • KOMPAS100 1.161   -3,67   -0,32%
  • LQ45 845   -3,45   -0,41%
  • ISSI 293   -0,78   -0,26%
  • IDX30 440   -2,54   -0,57%
  • IDXHIDIV20 510   -4,10   -0,80%
  • IDX80 130   -0,50   -0,38%
  • IDXV30 135   -0,59   -0,43%
  • IDXQ30 141   -1,36   -0,96%

Lampu kuning, kredit macet pertambangan tembus 4%


Selasa, 23 Februari 2016 / 11:35 WIB
Lampu kuning, kredit macet pertambangan tembus 4%


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kredit pertambangan dan penggalian mulai merangkak naik menuju level 5%. Kenaikan ini NPL ini karena harga komoditas terus anjlok.

Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tercatat sektor pertambangan dan penggalian memiliki rasio NPL 4,12% dengan nilai Rp 5,58 triliun per Desember 2015, mendekati batas kesehatan kredit macet dari regulator yaitu 5%. 

NPL yang tinggi ini membuat bank menghambat penyaluran kredit ke sektor pertambangan dan penggalian. Buktinya, kredit sektor ini turun 4,25% menjadi Rp 135,27 triliun per Desember 2015 dibandingkan posisi Rp 141,82 triliun per Desember 2014.

Berikut data kenaikan rasio NPL kredit sektor pertambangan dan penggalian selama lima tahun terakhir:

Desember 2011 : 0,32%
Desember 2012 : 1,23%
Desember 2013 : 1,51%
Desember 2014 : 4,52%
Desember 2015 : 4,12%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×