kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,14   -2,37   -0.26%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

LAR Perbankan Berpotensi Meningkat, Ini Penyebabnya


Selasa, 05 Maret 2024 / 05:50 WIB
LAR Perbankan Berpotensi Meningkat, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. rasio LAR naik menjadi 11,6% pada Januari 2024, lebih tinggi dari posisi di Desember 2023


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi kualitas kredit perbankan memburuk menjadi tantangan di tahun ini. Dalam hal ini, Loan at Risk (LAR) yang diperkirakan memiliki potensi untuk naik kembali.

Hal tersebut sudah sedikit tercermin dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencatat rasio LAR menunjukkan kenaikan menjadi 11,6% pada Januari 2024. Posisi tersebut naik dari posisi Desember 2023 yang berada di 10,94%.

Kepala Riset BCA Sekuritas Andre Bernas mengungkapkan bahwa di tahun ini potensi kualitas kredit perbankan yang naik memang akan menjadi tantangan.  Menurutnya, itu sudah menjadi siklus jika posisi LAR telah mencapai titik terendah.

Jika berkaca tahun-tahun sebelumnya, posisi LAR perbankan di tahun 2023 memang menjadi yang terendah dalam tiga tahun terakhir. Di 2021, LAR perbankan berada di posisi 19,48% dan di tahun berikutnya berada di posisi 14,05%.

Baca Juga: Rilis Pedoman CRMS, OJK Minta Perbankan Masukkan Risiko Iklim Dalam Kinerja Keuangan

”Kita tinggal tunggu saja sektor mana yang akan batuk-batuk, kalau sampai Februari saya lihatnya NPL masih aman-aman saja,” ujarnya, akhir pekan lalu.

Ia bilang pada tahun lalu sektor kredit ultra mikro menjadi yang paling memiliki kualitas kredit kurang baik. Menurutnya, salah satu faktor terbesar adalah adanya penurunan daya beli masyarakat.

Sementara itu, Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengungkapkan bahwa memang ada potensi kenaikan LAR di tahun ini. Namun, ia melihat jikalau terjadi, kenaikan itu pun tak akan signifikan.

”Kita sih sebenarnya sudah menyiapkan dari jauh-jauh hari dari beberapa tahun lalu untuk tidak menggunakan skenario relaksasi terus menerus,” ujar Agus saat ditemui, Senin (4/3).

Lebih lanjut, ia bilang potensi kenaikan LAR memang bisa saja berasal dari kebijakan restrukturisasi Covid-19 yang bakal berakhir pada Maret 2024 ini. Namun, faktor makro ekonomi dinilai juga bisa berpengaruh.

Oleh karenanya, ia bilang akan terus memantau kondisi makro ekonomi yang terjadi saat ini. Di mana, sektor UMKM memang menjadi pendorong besar terkait kondisi LAR di BRI.

”Tahun lalu kan LAR kita 12,5% dan tahun ini bakal kita tekan terus, mudah-mudahan bisa lebih rendah,’ ujarnya.

Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada pun mengungkapkan bahwa kondisi LAR di BNI diperkirakan bakal berangsur normal. Di mana, ia tetap berusaha menurunkan kredit restrukturisasi Covid-19 yang tersisa 10% dari total portofolio kredit.

Baca Juga: Sejumlah Bank Catat Pertumbuhan Bisnis Cash Management di Tahun Lalu

Sebagai informasi, hingga 2023, posisi LAR BNI ada di level 12,9%. Jika dibandingkan pada tahun sebelumnya, LAR BNI masih bertengger di level 16%.

”Secara overall kami tidak melihat akan ada peningkatan dari sisi LAR,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×