Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kondisi pasar modal yang menghijau akan turut menguntungkan perusahaan multifinance yang ingin menerbitkan obligasi di kuartal II tahun ini. Lihat saja, imbal hasil surat utang pemerintah acuan terus turun. Artinya, biaya bunga penerbitan obligasi korporasi ikut menurun. Rata-rata imbal hasil obligasi negara acuan turun sekitar 60 basis poin ketimbang akhir Januari lalu. Tapi, beberapa multifinance lebih memilih untuk menunggu kepastian setelah pemilihan legislatif April mendatang.
Relationship Manager Marketing & Business Development Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Dewi Kartika Nugrahani, menjelaskan rencana penerbitan obligasi korporasi pada kuartal II memang sudah tampak. Tapi itu terkait penerbitan obligasi sektor non-finansial.
Dewi memprediksi, multifinance mulai menerbitkan obligasi pada semester II setelah pemilu. Ini terkait kondisi ekonomi yang lebih optimistis dan kondusif dibandingkan semester I. "Memang banyak analis bilang semester II penerbitan obligasi lebih tinggi. Kalau di semester I banyak perusahaan multifinance yang masih wait and see. Akan lebih banyak di semester II nanti," ujar Dewi.
Terkait penerbitan obligasi tahun ini, beban bunga multifinance masih cukup tinggi. Ini terkait suku bunga Bank Indonesia (BI) yang diprediksi masih akan tetap sama. Kecil kemungkinan BI akan menurunkan suku bunga tahun ini.
"Dengan bunga tetap, beban bunga masih cukup tinggi dibanding 2013," ujarnya. Dewi optimistis, multifinance akan tetap menerbitkan obligasi untuk memenuhi kebutuhan dana. "Karena di tahun 2013 ketika suku bunga mulai naik, banyak multifinance yang menunda penerbitan obligasi pada kuartal II dan kuartal III," ujar Dewi.
Direktur Mandiri Tunas Finance (MTF), Anton Herdianto, mengatakan pihaknya akan menimbang kondisi pasar sebelum menerbitkan obligasi tahun ini."Kalau sudah ada hasil dari pemilihan legiskatif maka dari situ baru bisa kita pikirkan kapan akan melanjutkan penerbitan obligasi sebelumnya," kata Anton.
Tahun lalu, MTF mendapatkan izin menerbitkan penawaran umum berkelanjutan (PUB) Rp 1,25 triliun. Pada tahap pertama tahun lalu, MTF hanya menerbitkan obligasi Rp 500 miliar. Penerbitan PUB berikut, Rp 750 miliar belum bisa dipastikan.
Indomobil Finance pun berniat melanjutkan penerbitan obligasi berkelanjutan. Hingga kini, Indomobil Finance masih memiliki sisa plafon penerbitan Rp 1,8 triliun.
Perusahaan yang kemungkinan akan menerbitkan obligasi dalam waktu lebih dekat adalah Sarana Multigriya Finansial (SMF) senilai Rp 500 miliar untuk tahap awal. "Sekarang dalam tahap memilih penjamin emisi," kata Sutomo, Direktur SMF beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News