kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Likuiditas masih tersegmentasi, regulator perlu perhatikan bank BUKU I


Kamis, 30 Agustus 2018 / 15:57 WIB
Likuiditas masih tersegmentasi, regulator perlu perhatikan bank BUKU I
ILUSTRASI. Anton Gunawan, Kepala Ekonom Bank Mandiri


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom PT Bank Mandiri Tbk menyarankan regulator perbankan dalam hal ini Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lebih berhati hati terhadap risiko likuiditas perbankan.

Anton Gunawan, Kepala Ekonom Bank Mandiri mengatakan, risiko likuditas perbankan tidak sama antara kelompok bank satu dengan yang lain. Bank kecil seperti BUKU I (modal inti dibawah Rp 1 triliun) mempunyai risiko likuiditas lebih tinggi.

"Likuiditas di perbankan masih tersegmentasi. Keleluasaan untuk mengatasi risiko likuiditas dengan melakukan repo ada di bank BUKU IV," kata Anton dalam media ganthering, Kamis (30/8).

Bank Mandiri mencatat sampai Juni 2018, kepemilikan dari obligasi dan treasury bill atau surat utang jangka pendek mayoritas 52% ada di bank BUKU IV dan 33% ada di bank BUKU III. Bank BUKU II hanya 8% dan BUKU I 2%.

Anton bilang dengan rendahnya kepemilikan obligasi dan treasury bill di BUKU I ini harusnya membuat regulator perbankan lebih hati-hati. "Jangan sampai ada bank yang likuiditasnya kena," kata Anton.

Sebenarnya, menurut Anton pada tahun ini regulator sudah mengeluarkan relaksasi likuditas sesuai saran perbanas untuk melonggarkan giro wajib minimum.

Anton bilang, saat ini likuiditas valas memang agak ketat. Hal ini tercermin dari suku bunga kredit dan deposito yang mulai naik. LDR valas juga tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan rupiah.

Hal ini seiring dengan pertumbuhan kredit valas yang lebih tinggi. Sebagai gambaran saja, LDR perbankan terakhir sebesar 95%. Angka ini menjadi indikator pengetatan likuditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×