kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Likuiditas masih tersegmentasi, regulator perlu perhatikan bank BUKU I


Kamis, 30 Agustus 2018 / 15:57 WIB
Likuiditas masih tersegmentasi, regulator perlu perhatikan bank BUKU I
ILUSTRASI. Anton Gunawan, Kepala Ekonom Bank Mandiri


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom PT Bank Mandiri Tbk menyarankan regulator perbankan dalam hal ini Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lebih berhati hati terhadap risiko likuiditas perbankan.

Anton Gunawan, Kepala Ekonom Bank Mandiri mengatakan, risiko likuditas perbankan tidak sama antara kelompok bank satu dengan yang lain. Bank kecil seperti BUKU I (modal inti dibawah Rp 1 triliun) mempunyai risiko likuiditas lebih tinggi.

"Likuiditas di perbankan masih tersegmentasi. Keleluasaan untuk mengatasi risiko likuiditas dengan melakukan repo ada di bank BUKU IV," kata Anton dalam media ganthering, Kamis (30/8).

Bank Mandiri mencatat sampai Juni 2018, kepemilikan dari obligasi dan treasury bill atau surat utang jangka pendek mayoritas 52% ada di bank BUKU IV dan 33% ada di bank BUKU III. Bank BUKU II hanya 8% dan BUKU I 2%.

Anton bilang dengan rendahnya kepemilikan obligasi dan treasury bill di BUKU I ini harusnya membuat regulator perbankan lebih hati-hati. "Jangan sampai ada bank yang likuiditasnya kena," kata Anton.

Sebenarnya, menurut Anton pada tahun ini regulator sudah mengeluarkan relaksasi likuditas sesuai saran perbanas untuk melonggarkan giro wajib minimum.

Anton bilang, saat ini likuiditas valas memang agak ketat. Hal ini tercermin dari suku bunga kredit dan deposito yang mulai naik. LDR valas juga tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan rupiah.

Hal ini seiring dengan pertumbuhan kredit valas yang lebih tinggi. Sebagai gambaran saja, LDR perbankan terakhir sebesar 95%. Angka ini menjadi indikator pengetatan likuditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×