Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut, perbankan masih harus mewaspadai risiko likuiditas seiring dengan masih berpotensi naiknya suku bunga The Federal Reserve (The Fed) tahun depan.
Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS, Dody Arifianto mengatakan, tahun depan, rasio kredit dibandingkan simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) diperkirakan akan melebihi 92%.
“Terakhir, LDR perbankan sebesar 91%, tahun depan tergantung bagaimana pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK), namun secara umum akan lebih ketat dari tahun ini,” ujar Dody, Kamis (15/12).
Potensi mengetatnya likuiditas perbankan karena diprediksi akan banyak dana asing yang keluar dari Indonesia. Hal ini diindikasikan dengan mulai banyaknya dana asing keluar pada kuartal IV 2016.
Namun, keluarnya dana asing ini diproyeksi akan sedikit terbantu dengan masuknya dana repatriasi. Namun, Dody menekankan, dana tax amnesty yang bisa masuk ke sistem perbankan tidak banyak. Hal ini karena mayoritas dana tax amnesty diperkirakan akan masuk ke belanja pemerintah, sedangkan sisanya masuk ke sistem perbankan.
Seperti diketahui, The Federal Reserve (The Fed) akhirnya menaikkan suku bunga setelah beberapa kali ditunda. The Fed menetapkan untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 bps atau 0,25% ke level 0,75% sesuai proyeksi pasar.
Tahun depan, diperkirakan The Fed masih akan mengerek suku bunga acuan sebanyak tiga kali. Hal ini diprediksi akan membuat suku bunga acuan 7 days reverse repo (7DRR Rate) juga naik dari posisi saat ini 4,75%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News