Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksi masih ada potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada tahun ini.
Doddy Ariefianto, Direktur Group Surveilans dan Stabilitas Sistem Keuangan LPS mengatakan potensi kenaikan bunga acuan ini seiring dengan kondisi pasar keuangan yang belum stabil.
"Khususnya terkait nilai tukar dan rencana lanjutan kenaikan Fed Rate pada September dan Desember 2018," kata Doddy dalam keterangan tertulis, Senin (17/9).
Faktor lain yang menjadi perhatian adalah defisit neraca berjalan yang diupayakan dibawah 3% dari produk domestik bruto (PDB). Kebijakan bunga BI akan berpotensi mendorong kenaikan JIBOR di tengah naiknya kebutuhan likuiditas bank untuk penyaluran kredit.
Sebagai gambaran saja, BI pada 15 Agustus 2018 lalu memutuskan untuk menaikkan bunga acuan 7 day reverse repo rate (DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%. Keputusan ini dinilai konsisten dengan upaya BI mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik.
Selain itu ini juga konsisten untuk mengendalikan defisit neraca berjalan dalam batas yang aman. Potensi kenaikan 7DRR rate ini seiring dengan potensi kenaikan bunga acuan bank sentral AS The Fed pada bulan ini sebesar 25 bps.
Kenaikan bunga acuan The Fed menurut LPS diperkirakan masih akan berlanjut pada Desember 2018 menjadi 25 bps. Hingga akhir tahun bunga acuan The Fed diperkirakan 2,25%-2,5%. Pada akhir 2019 bunga acuan The Fed diperkirakan 2,5%-2,75% naik 25 bps dari 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News