Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank asal Thailand semakin ramai melebarkan sayap menggarap potensi pasar perbankan di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, mereka bahkan hadir menjadi pengendali.
Setelah Bangkok Bank masuk menjadi pengedali PT Bank Permata Tbk (BNLI), Group Kasikorn Bank kini juga sudah menjadi pemegang saham mayoritas di PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS).
Bangkok Bank resmi mencaplok 89,12% saham Bank Permata pada 2020 lalu. Sedangkan Group Kasikorn Bank telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Maspion pada 20 September 2022 untuk menguasai 67,5% saham Bank Maspion.
Selain dua itu, kini ada satu lagi bank asal Thailand yang masuk menjajal bisnis di Indonesia. SCB X (induk usaha Siam Commersial Bank) telah menginvetasikan US$ 50 juta melalui investasi tidak langsung di Bank Jasa Jakarta (BJJ) melalui WeLab Sky.
Baca Juga: Astra International (ASII) akan Menyulap Bank Jasa Jakarta Menjadi Bank Digital
Seperti diketahui, Astra International melalui PT Sedaya Multi Investama (SMI) dan WeLab Sky Limited telah merampungkan transaksi akuisisi BJJ pada 16 September 2022. Masing-masing mencaplok 49,56% saham bank tersebut.
Grup Astra sendiri merogoh kocek sebesar Rp 3,87 triliun untuk mengakuisisi saham Bank Jasa Jakarta tersebut. Sementara WeLab Sky Limited merupakan konsorsium investor yang dipimpin WeLab dimana diantaranya ada Allianz X, Boyu Capital, Horizons Ventures, Siam Commersial Bank (SCB) X Group dan TFB (Taipei Fubon Bank) Capital.
Arak Sutivong, Wakil Presiden Eksekutif SCB X, mengatakan investasi tidak langsung di BJJ adalah bagian dari langkah untuk menjadi platform layanan digital utama, untuk memperluas layanan perbankan digitalnya di wilayah tersebut.
Bank Jasa Jakarta mengoperasikan layanan perbankan tradisional dan berencana untuk beralih ke platform perbankan digital untuk menawarkan banyak layanan keuangan.
Arak bilang, pihaknya menyadari peluang pertumbuhan dalam bisnis perbankan digital di Indonesia. Menurutnya, pasar masih dalam proses pembentukan dan belum ada dan tidak ada pemimpin.
“Transaksi ini memungkinkan SCB X Group untuk membangun jejak regional yang kuat di perbankan digital sebagai bagian dari tujuannya menjadi grup teknologi keuangan regional. SCB X Group telah memasuki Indonesia dan pasar regional lainnya melalui model kemitraan,” kata Arak seperti dikutip Bangkok Post, Kamis (22/9).
Pada bulan Februari tahun ini, SCB X Group mengumumkan investasi strategis senilai US$ 100 juta di Akulaku. Dia mengatakan langkah tersebut menyoroti pertumbuhan e-commerce di seluruh Asia Tenggara. Grup ini juga berinvestasi di Gojek, startup unicorn Indonesia.
Direktur PT Astra International Tbk Suparno Djasmin mengungkapkan, keputusan akuisisi ini sejalan dengan komitmen lini bisnis jasa keuangan untuk menyediakan layanan jasa keuangan ritel.
"Kami ingin mentrasformasi Bank Jasa Jakarta menjadi bank digital dan ini tentu butuh waktu yang perlu kami siapkan, kurang lebih dalam waktu satu tahun kami rencanakan sudah bisa memperkenalkan platform digital kepada nasabah BJJ," ujarnya dalam paparan publik ASII yang digelar Kamis (22/9).
Lebih lanjut, ia menjelaskan fokus bisnis BJJ pada sektor ritel dan small medium enterprenur/SME (UMKM).
Menurutnya, segmen tersebut memiliki prospek yang baik dan tentunya akan bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Rampungkan Pembelian Bank Jasa Jakarta, Astra Financial Siap Bikin Bank Digital
BJJ sebagai bank digital, melalui strategi omnichannel, akan melengkapi produk dan layanan jasa keuangan yang ditawarkan kepada pelanggan Astra. Melalui kerjasama ini, diharapkan BJJ dapat memenuhi kebutuhan pelanggan serta mempercepat inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.
"Yang menjadi pembeda, kami akan mengoneksikan BJJ ke dalam ekosistem keuangan Astra dan ekosistem lain yang akan dibawa oleh BJJ atau dibawa oleh WeLab," imbuhnya.
Sementara Bank Maspion akan semakin ekspansif usai resmi dikuasai Kasikorn Group. Tahun ini, Bank Maspion menargetkan kredit tumbuh 27,69% menjadi Rp 10,5 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) diproyeksikan 16,82% menjadi Rp 14 triliun. Sedangkan aset dibidik meningkat 27,33% menjadi Rp 18,1 triliun
Direktur Bank Maspion Endah Winarni mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mencapai target itu. "Bank Maspion akan tetap fokus dalam menerapkan community business model khususnya dalam upaya bank dalam meningkatkan number of account," katanya dalam keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bank Maspion juga akan mengimplementasikan octopus strategy guna meningkatkan penggunana produk dan layanan bank oleh nasabah. Strategi ini membagi produk dan layanan bank pada 8 kategori utama meliputi CASA, deposito, kredit usaha, kredit konsumsi, MAVA dan E-Collection, Maspion E-Banking, Payment dan Value Chain.
Selanjutnya, Bank Maspion melanjutkan program tabungan dahsyat yang telah dilaksanakan sejak tahun 2019, mengimpelementasikan QRIS, digital onboarding, cardless cash withdrawal, penambahan fitur - fitur transaksi di Maspion Elektronik Banking (MEB).
Baca Juga: Rajin Benamkan Investasi, Simak Rekomendasi Saham Astra International (ASII) Berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News