Reporter: Christine Novita Nababan |
JAKARTA. Kinerja kinclong industri keuangan mendorong semangat institusi non-bank lainnya, seperti perusahaan aset manajemen untuk memperbesar kapasitas bisnisnya. Salah satunya adalah PT Manulife Aset Manajemen Indonesia alias MAMI.
Perusahaan pengelola investasi dan penerbit reksadana ini berkomitmen memperbanyak angkatan kerja seiring dengan kebutuhannya untuk melakukan ekspansi.
Direktur MAMI Putut Endro Andanawarih menuturkan, sebetulnya, secara bertahap, perusahaannya terus menambah tenaga kerja baru sejak akhir separo pertama tahun ini. Terbukti dengan 60-65 orang karyawan pada Juni 2011, menjadi sekitar 80-85 orang karyawan hingga saat ini. “Diharapkan, angkanya bakal mencapai 100 karyawan sampai akhir tahun nanti,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (28/11).
Strategi menambah armada tersebut, sambung Putut, sekaligus untuk menangkap peluang ekspansi bisnis yang akan dilakukan kelompok usahanya, yakni PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Seperti diberitakan sebelumnya, perusahaan asuransi jiwa patungan asal Kanada ini bakal merekrut hingga 800 karyawan baru dalam 2-3 tahun mendatang.
Selain itu, MAMI juga bermaksud memperluas kapasitas bisnisnya dengan mulai menggarap dana kelolaan dari pasar ritel melalui kanal direct sales. Maklumlah, selama ini, aktivitas usaha MAMI terbatas pada bisnis kelompoknya sebanyak 50%-60%. Sisanya berasal dari dana pihak ketiga, antara lain dana masyarakat, perbankan, korporasi, dan dana pensiun.
Putut berharap, jangka panjangnya, kontribusi bisnis dari kelompok usahanya dengan direct sales bakal seimbang. Sehingga, ketergantungan perusahaannya terhadap bisnis dari kelompok usahanya menjadi lebih kecil. “Dengan begitu, MAMI bisa menjadi lebih independen dan bisnisnya tidak bergantung pada kelompok usaha,” imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News