Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia ingin memperbesar jalur distribusi melalui perbankan alias bancassurance. Saat ini, bancassurance baru memberi kontribusi 35% untuk premi Manulife. Sisanya dari agency sebesar 45%, serta employee benefit dan mutual fund.
Sedangkan jika dilihat dari jumlah nasabah, dari 1,6 juta nasabah Manulife saat ini, 370.000 di antaranya merupakan nasabah bancassurance.
Sayang, Executive Vice President dan Chief Operating Officer Manulife Indonesia, Nelly Husnayati, belum mau blak-blakan mengenai porsi bancassurance yang ditargetkan. "Target sebesar mungkin, tapi dari kue yang besar juga," ujarnya di Jakarta, Selasa (18/10).
Alasan perusahaan asuransi yang bermarkas di Kanada ini ingin menambah porsi bancassurance adalah karena melihat potensi pasar yang masih menggiurkan. Asuransi bisa memanfaatkan basis nasabah bank. "Pihak bank pun bisa menambah diversifikasi produknya," ujar Nelly.
Sekadar informasi, bancassurance menyumbang kontribusi 55% untuk Manulife di regional Asia. Manulife Indonesia sudah menjalin kerjasama dengan 17 bank untuk bancassurance.
Yang terbaru, Manulife menggandeng Bank Danamon. Kerjasama berlaku efektif mulai 1 Juli tahun depan untuk jangka waktu sepuluh tahun. Nantinya, Manulife akan menempatkan agen di 500 cabang Bank Danamon.
Manulife akan menawarkan sejumlah produk, baik produk baru maupun produk yang sudah ada, untuk dijajakan di Bank Danamon. Produk meliputi asuransi jiwa tradisional dan unit link, serta single premi dan regular premi.
Terkait produk barunya, Senior Vice President dan Head of Partnership Business Manulife Indonesia Hans W. M. De Waal bilang akan disesuaikan dengan kebutuhan. Dia juga menyebut penjualan unit link sejauh ini lebih kuat.
Yang jelas, salah satu keunggulan Bank Danamon adalah punya akses mikro dengan produknya Danamon Simpan Pinjam (DSP). Chief Executive Officer dan Presiden Direktur Manulife Indonesia, Alan Marten, bilang, akan meluncurkan produk yang sesuai dengan segmen ini. Untuk mengantisipasi dampak krisis global, Manulife juga menawarkan produk untuk investasi jangka panjang.
Sementara itu, Bank Danamon optimistis melihat perkembangan asuransi jiwa di Indonesia. "Dibandingkan dengan negara tetangga, penetrasi asuransi jiwa di Indonesia yang sebesar 1,3%-1,4% masih terbilang sangat rendah," kata Henry Ho, Direktur Utama Bank Danamon.
Data Bank Danamon mengungkapkan kontribusi bancassurance di industri asuransi mengalami peningkatan, dari 25% di kuartal dua tahun lalu menjadi 30% di kuartal dua tahun ini. Rata-rata pertumbuhan premi baru sebesar 30% setiap tahunnya, dengan premi tahun lalu sebesar Rp 52 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News