kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Mandiri dan BCA geber e-channel


Jumat, 04 Mei 2012 / 08:31 WIB
ILUSTRASI. Laba Nippon Indosari (ROTI) di kuartal I 2021 masih tertekan, ini kata manajemen


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Setelah jaringan ATM mereka saling terkoneksi melalui ATM Prima, Bank Central Asia (BCA) dan Bank Mandiri saling terpacu meningkatkan bisnis e-channel. Lini usaha ini menjanjikan banyak keuntungan bagi bank, mulai dari pendapatan komisi dari transaksi, hingga potensi pengalihan dana pihak ketiga dari Bank Mandiri ke BCA, ataupun sebaliknya.

Direktur Micro and Retail Banking Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, koneksi jaringan ini merupakan langkah awal menjadi bank retail payment and financing terbesar dalam lima tahun ke depan. Secara bersamaan, bank akan menggenjot pertumbuhan fee based income hingga sejajar dengan margin bunga bersih (NIM), masing-masing 50%.

Kuartal I-2012, Bank Mandiri membukukan transaksi melalui ATM 189,4 juta kali atau tumbuh 20,4%. Nilainya Rp 153,8 triliun, tumbuh 25%. Sedangkan, total fee dari e-channel tumbuh 65% atau menjadi Rp 97,5 miliar. "Kami memang masih di bawah bank pesaing berwarna biru itu, tetapi setiap tahun pertumbuhan transaksi kami pesat," klaim Budi.

Manajemen akan fokus pada transaksi e-channel, karena ada potensi DPK dan fee. Setiap tahun perseroan dapat menambah 1 juta nasabah baru yang bertransaksi melalui e-channel. Saat ini, dari 12 juta nasabah Mandiri, sekitar 1,2 juta nasabah baru aktif bertransaksi melalui ATM.

Dengan penambahan itu, ada potensi pendapatan dana besar. Antara nasabah yang sering bertransaksi dengan yang tidak, beda saldonya hingga Rp 10 juta. "Misalnya target 1 juta nasabah dikalikan Rp 10 juta simpanan, ada potensi Rp 10 triliun sumber dana per tahun," tambahnya.

Untuk mendukung itu, bank berlambang pita emas ini membangun 9.000 ATM dan 92.000 EDC sampai akhir Desember 2011. Perseroan membidik penambahan 200.000 EDC sampai akhir 2012.

BCA juga memanfaatkan sinergi dengan Bank Mandiri untuk meningkatkan bisnis ini. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan, setelah kerjasama itu pertumbuhan fee dan frekuensi transaksi naik 10%. Sedangkan nilai transaksi naik 5%. "Fee yang kami peroleh sekitar Rp 700 juta dari 140.000 transaksi dikalikan biaya Rp 500 per transaksi," katanya.

Dalam menambah jaringan ATM, BCA juga memperkuat penunjang mesin, spare part, mekanisme dan teknisi TI untuk menjaga ATM. Penambahan itu antara lain seperti ATM tarik tunai, penyetoran tunai, non-tunai top-up kartu, dan menerapkan cash recycling management systems (ATM recycle) pada jaringan cash deposit machine (CDM).

Bank lain terus menggeber bisnis ini agar tidak terlalu bergantung dari bisnis kredit. Bank Permata misalnya, meningkatkan layanan mobile banking. Sampai akhir tahun, Permata mematok jumlah nasabah pengguna layanan itu mencapai 500.000 nasabah.

SVP Head Retail Liabilities WM and E-Channel Permata, Bianto Surodjo menambahkan, untuk meningkatkan layanan mobile banking, pihaknya akan menambah fitur transaksi. Per Maret 2012, jumlah pengguna mobile banking mencapai 300.000 nasabah dari total 2 juta nasabah. "Tahun ini kami masih gratiskan penggunaan mobile banking, sebagai layanan kepada nasabah," kata Bianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×