Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. Turut berpartisipasi dalam uji coba branchless banking yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI), PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) berharap dapat mengejar 100 juta nasabah.
"Tapi ini baru bisa dicapai dalam beberapa tahun mendatang," ucap Direktur Mikro dan Ritel Mandiri, Heri Gunardi, Rabu, (15/5).
Ia melihat bahwa branchless banking ini dapat membantunya menyaring nasabah baru. Nantinya, hal itu diyakini dapat menambah Dana Pihak Ketiga (DPK) Mandiri. Selain itu, Mandiri juga bisa menambahkan fitur lain seperti asuransi mikro.
Untuk uji coba bank tanpa cabang ini, Mandiri menyasar Jawa Barat dan Sumatera Selatan. Daerah Jawa Barat yang dipilih yaitu kawasan Pantura. Alasannya masuk di situ karena sebagian daerah itu terdapat industri, pemukiman nelayan, dan lain-lain. Sedangkan di Sumatera Selatan, ada petani-petani kelapa sawit yang punya aliran uang banyak namun belum terjangkau layanan keuangan.
Karena ini baru pilot project, Heri mengaku pihaknya baru melihat kesiapan platform, agen, dan ekosistem pelaksanaannya. Nantinya, model yang digunakan Mandiri akan berbasis pada kartu. Jadi, nasabah bisa menggunakan e-money milik bank terbesar ini. Layanan yang bisa diberikan yaitu transfer dan tabungan. Produk tabungannya yaitu yang dikhususkan bagi segmen mikro.
Bagi penggunaan agen, Mandiri akan membagi jadi 2 yakni agen ritel dan korporasi. Ritel yakni agen yang bertempat di warung-warung. Sedangkan, agen korporasi yaitu kantor pos dan pegadaian. Heri menjelaskan, komposisi agen ritel dan korporasi ini masing-masing 50%.
Untuk menghindari terjadinya fraud, Heri bilang bahwa harus ada Know Your Costumer (KYC) yang ketat dalam pemilihan agen. Ini harus memiliki supervisi dan tata kelola yang baik, serta adanya perjanjian resmi. "Ada kriteria dari BI," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News