kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mantan Meneg BUMN Bertarung Menjadi Ketua BPA Bumiputera


Rabu, 11 November 2009 / 16:35 WIB
Mantan Meneg BUMN Bertarung Menjadi Ketua BPA Bumiputera


Sumber: Kontan | Editor: Test Test

JAKARTA. Ada yang berbeda dalam bursa pemilihan anggota Badan Perwakilan Anggota (BPA) Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera periode 2010-2014. Posisi tertinggi di asuransi plat merah itu kini diperebutkan oleh sejumlah mantan menteri.

Salah satunya adalah Sugiharto. Mantan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu kini maju menjadi kandidat Ketua BPA. Sugiharto yang mewakili Rayon Jakarta akan mendapatkan perlawanan dari Mantan Menteri Pertanian Soleh Solahudin. Selain keduanya, kandidat lain dari wilayah ini adalah pejabat Bea dan Cukai Tedy Himawan serta Mantan Direktur Utama Bumiputera Suparwanto.

Nah, nasib keempat orang ini akan ditentukan Sabtu (14/11) mendatang. Selain dari Jakarta, anggota BPA Bumiputera juga berasal dari sepuluh rayon lain. Diantaranya, Jawa Barat dan Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Papua.

Saat dikonfirmasi, Sugiharto tidak menampik soal pencalonannya menjadi Ketua BPA Bumiputera. “Saya sebagai pemegang polis merasa terpanggil,” kata dia saat ditemui di kantor Taqwa Adil Sejahtera (TAS) Group di Jakarta, Rabu (11/11).

Sugiharto membeberkan, selama ini ada sejumlah persoalan yang mendera perusahaan asuransi yang berusia 97 tahun tersebut. Beberapa diantaranya adalah pengelolaan keuangan yang kurang akuntabel. Buktinya, dalam lima tahun, laporan keuangan Bumiputera selalu mendapatkan disclaimer dan berada dalam posisi rugi.

Belum lagi tingkat pengembalian investasi pemegang polis yang masih rendah. Saat ini, return on investment Bumiputera hanya berada di kisaran 4% per tahun. Dengan angka sebesar itu maka minat masyarakat menjadi sangat kecil.

Selain itu, manajemen perusahaan juga kurang baik. Salah satu indikasinya, dalam lima tahun terjadi tiga kali pergantian direksi. Belum lagi, berbagai kasus yang membuat citra perusahaan memburuk. Yang teranyar adalah terperosoknya Bumiputera dalam kasus Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) terbitan PT Optima Kharya Capital.

Sugiharto juga memandang, berbagai kasus yang melilit Bumiputera juga terjadi lantaran manajemen terlalu banyak membenamkan dananya pada investasi berbasis saham. “Sekarang porsi saham dan pendapatan tetap yang dijamin pemerintah 50%:50%,” ungkap Sugiharto. Akibatnya, terjadi banyak kasus gagal bayar.

Padahal, dalam kondisi seperti ini, manajemen Bumiputera semestinya lebih banyak menempatkan dana pada instrumen investasi yang lebih obligasi atau deposito yang dijamin pemerintah. Misalnya, dengan komposisi 70% untuk deposito atau surat utang negara (SUN) dan 30% saham.

Tak hanya itu, minimnya return yang diberikan kepada pemegang polis juga terjadi lantaran manajemen banyak mengembangkan produk yang bersifat konservatif. Padahal, sebagai perusahaan dengan tujuh juta pemegang polis dan aset Rp 11,8 triliun, perusahaan semestinya bisa membenamkan dana kepada berbagai investasi jangka panjang seperti Real Estate Investment Trust (REITS).

Lantas, apa yang bakal dilakukan Sugiharto jika terpilih menjadi Ketua BPA?. Sambil tersenyum, Mantan Direktur Keuangan PT Medco Internasional ini mengaku bakal melakukan restrukturisasi profil investasi perusahaan tersebut. “Target saya 2012 nanti semua square (seimbang),” cetus Sugiharto.

Selain itu, ia juga berjanji bakal merevisi Anggaran Dasar perusahaan. Salah satu poin yang bakal diubah adalah soal kewajiban penyampaian pertanggungjawaban BPA kepada pemegang polis. “Selama ini tidak ada kewajiban itu,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×