CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Manufaktur ambil 48% outstanding LPEI


Kamis, 20 Juli 2017 / 18:41 WIB
Manufaktur ambil 48% outstanding LPEI


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Johana K.

JAKARTA. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) masih mencatatkan pertumbuhan outstanding pembiayaan hingga paruh pertama 2017 ini. Sektor manufaktur masih menjadi penyumbang terbesar bagi kinerja lembaga yang biasa dipanggil Indonesia Eximbank ini.

Direktur Pelaksana I LPEI Dwi Wahyudi bilang outstanding pembiayaan sampai bulan Juni sudah mencapai Rp 96,8 triliun. Angka tersebut mengalami pertumbuhan setinggi 9,5% secara year to date.

Mayoritas dari piutang pembiayaan ini mengalir ke sektor manufaktur. Dimana sektor tersebut memegang porsi di kisaran 48% dari total portofolio pembiayaan berjalan yang dikelola oleh LPEI.

Bisnis komoditas juga punya porsi yang lumayan terhadap portofolio outstanding LPEI. Sektor seperti pertambangan hingga perkebunan menyumbang sekira 25% dari piutang pembiayaan yang dikelola. "Ada juga ke sektor konstruksi, perikanan, jasa, dan lain-lain," katanya, Kamis (20/7).

Selain masih mampu menjaga kinerja pembiayaan, LPEI juga bisa menekan rasio kredit bermasalah. Rasio non performing loan (NPL) gross berhasil turun tipis jadi sekitar 3,8% dari posisi sekira 4% pada akhir tahun lalu.

Pada 2016, LPEI memang mengalami kenaikan rasio kredit macet dari posisi tahun sebelumnya sebesar 3,5%. Hal ini diakibatkan oleh terganggunya kondisi keuangan debitur seiring tren pasar global yang lesu.

Untuk itu LPEI melakukan upaya restrukturisasi terhadap debitur-debitur yang masih memiliki prospek usaha namun terganggu likuiditasnya. Dengan demikian, diharapkan debitur-debitur tersebut tetap dapat memenuhi permintaan buyer di luar negeri dan memiliki peluang dan waktu yang memadai untuk menata kembali likuiditasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×