kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,05   -17,44   -1.89%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Marak penipuan lelang online, Pakar siber: Pelaku menyesuaikan perkembangan teknologi


Rabu, 10 Juni 2020 / 09:27 WIB
Marak penipuan lelang online, Pakar siber: Pelaku menyesuaikan perkembangan teknologi
ILUSTRASI. Ilustrasi penipuan online


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maraknya modus penipuan lelang online telah membuat masyarakat resah. Penipuan tersebut telah merugikan perusahaan nasabah dan gadai yang namanya dicatut. Biasanya, mereka beroperasi di media sosial seperti Instagram, Facebook dan lainnya.

Ketua dan Pendiri Indonesia Cyber Security Forum (ICSF), Ardi Sutedja mengatakan penipuan yang berkedok lelang tersebut sebenarnya sudah ada sejak lama.

Awalnya jenis kejahatan ini bersifat konvensional, seiring dengan perkembangan zaman pelaku mengubah tindak kejahatan yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi salah satunya melalui media sosial.

Baca Juga: Modus penipuan berkedok lelang online gadai di medsos merebak, ini kata Pegadaian

"Sekarang dengan hadirnya teknologi sebagai enabler, para pelaku penipuan juga menyesuaikan diri dan memanfaatkan teknologi untuk memuluskan upaya-upaya penipuan mereka,” kata Ardi di Jakarta, Senin (8/6).

Menurutnya, para pelaku memanfaatkan kondisi ekonomi yang sulit untuk menawarkan produk fiktif kepada masyarakat dengan harga miring melalui lelang. Kejahatan ini akan sulit dicegah, kecuali masyarakat di Indonesia bersama-sama membangun kesadaran.

Hal ini dapat dilakukan melalui edukasi dimulai dari sekolah hingga perguruan tinggi serta pembangunan literasi digital. 

Sementara itu, perusahaan gadai juga harus punya komitmen tidak hanya hanya melindungi perusahaan saja, namun seluruh ekosistem perusahaan seperti keamanan, keselamatan nasabah dan calon nasabahnya.

Oleh karena itu, langkah salah satu perusahaan gadai yakni PT Pegadaian (Persero) bekerjasama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) merupakan langkah tepat.

"Program komunikasi publik juga harus dijadikan salah satu program strategis yang rutin dijalankan guna menekan potensi kerugian yang bisa timbul akibat tindakan-tindakan kejahatan seperti lelang online," ungkapnya.

Modus pelaku kejahatan lelang online ini, tidak mengenal umur, status sosial, tingkat pendidikan, kedudukan dan jabatan. Hampir semua tingkatan masyarakat tersebut menjadi korban. Ia meminta agar masyarakat Indonesia jauh lebih berhati-hati dan bijak dalam menggunakan media sosial.

Baca Juga: Empat mobil Kijang Super tahun 90-an dilelang, harga penawaran mulai Rp 14 jutaan

Sementara itu, Sekretaris Pegadaian R. Swasono Amoeng Widodo meminta masyarakat mewaspadai penipuan berkedok lelang online yang mengatasnamakan Pegadaian. Pasalnya penipuan ini beredar melalui berbagai media sosial oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Sampai saat ini, Pegadaian tidak memiliki program atau melakukan lelang secara online. Proses lelang dilakukan secara langsung dan terbuka untuk semua orang di outlet-outlet Pegadaian, bazar, atau pameran,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×