kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Margin bunga menipis, laba bank terkikis


Senin, 04 Agustus 2014 / 08:05 WIB
Margin bunga menipis, laba bank terkikis
ILUSTRASI. Petugas melayani wajib pajak di salah satu kantor pelayanan pajak pratama di Jakarta, Selasa (30/8/2022). . KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Dea Chadiza Syafina, Dessy Rosalina, Nina Dwiantika | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Perlambatan ekonomi turut memengaruhi wajah industri perbankan. Peringkat laba sepuluh bank terbesar di Tanah Air pun berubah pada semester I-2014. Memang, selama enam bulan pertama tahun ini, Bank Rakyat Indonesia (BRI) tetap menyandang predikat bank dengan laba terbesar dengan perolehan senilai Rp 11,72 triliun. Tapi, Bank Panin tercatat sebagai bank dengan pertumbuhan laba tertinggi di periode yang sama. 

Bank milik keluarga Mukmin Gunawan ini membukukan kenaikan laba sebesar 38% (lihat tabel). Roosniati Salihin, Wakil Direktur Utama Bank Panin, mengatakan, lonjakan laba Panin ditopang oleh pertumbuhan kredit sebesar 14,4% menjadi sekitar Rp 118,1 triliun. 

Sementara, OCBC NISP membukukan kenaikan laba 18% menjadi Rp 632 miliar. Catatan ini menggeser posisi Bank Internasional Indonesia (BII) dari deretan sepuluh bank terbesar. Maklum, laba BII anjlok 50% menjadi Rp 344,97 miliar di akhir Juni 2014. Padahal, BII menempati peringkat sembilan dengan laba mencapai Rp 690,07 miliar di tahun lalu.

Di sisi lain, Danamon tercatat membukukan penurunan laba terbesar. Bank milik Temasek ini membukukan laba Rp 1,49 triliun, merosot  24,75% daripada tahun lalu. Pemicunya, margin bunga bersih (NIM) Danamon turun dari 9,9% menjadi 8,4%.

Tren penurunan NIM diprediksi membayangi pertumbuhan laba bank hingga akhir tahun. Secara industri, hingga Mei 2014, NIM perbankan susut 0,7% menjadi 4,2% dari posisi 4,9% di penghujung tahun 2013. Gatot Suwondo, Direktur Utama Bank BNI, menilai, tren penurunan NIM menyulitkan bank mengerek pertumbuhan laba di semester II. Hingga akhir tahun, BNI berupaya menjaga NIM di kisaran 5,75%-6%. "Kami masih memiliki ruang menaikkan bunga kredit," ujar Gatot, pekan lalu. NIM BNI 6% di semester I, turun dari posisi 6,2%.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) menjaga NIM di posisi 6%. "NIM berpotensi turun karena BCA tidak mau menaikkan suku bunga lagi," ujar Jahja.          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×