Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tatkala fintech p2p lending terutama yang ilegal kerap mengalami beberapa ekses seperti bunga tinggi dan cara penagihan yang kurang wajar, nyatanya platform ini bisa menjadi salah satu platform yang digunakan untuk investasi.
Memang, data OJK menunjukkan bahwa lender yang berasa dari ritel masih mengalami penurunan secara bulanan per Desember menjadi 135 ribu lender dengan pinjaman senilai Rp 11,7 triliun. Pada bulan sebelumnya, jumlah lender ritel sekitar 141 ribu lender dengan pinjaman senilai Rp 11,9 triliun.
Perencana keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto pun bilang bahwa fintech lending menjadi salah satu platform bagi investor pemula yang ingin mulai berinvestasi. Asalkan, dana yang ditempatkan tidak terlalu besar.
Adapun, ia mengingatkan bahwa salah satu syarat mutlak untuk memilih platform fintech lending ialah yang sudah mengantongi izin OJK yang saat ini berjumlah 103 penyelenggara. Sementara itu, ia juga mewajibkan lender untuk memperhatikan rating kredit dari peminjam yang makin tinggi biasanya makin berisiko.
Baca Juga: Peluang Masih Besar, Fintech dan Bank Kembangkan Bisnis Paylater
“Yang cocok sebagai lender itu yang memiliki profil moderat dan cenderung high risk ya. Karena penjaminnya tidak sekuat LPS bila dibandingkan produk bank,” ujar Eko.
Dari sisi pemain, KoinWorks sebagai salah satu pelaku industri mampu memberikan imbal hasil maksimal 18% bagi para lender-nya. Adapun, tahun ini perusahaan menargetkan lender bisa menyalurkan pinjaman hingga Rp 15 triliun dengan jumlah lender bisa mencapai 5 juta pengguna.
Chief Marketing Officers KoinWorks Jonathan Bryan mengungkapkan target ini sangat berpotensi untuk dicapai karena beberapa faktor. Ia melihat kondisi masyarakat yang secara umum semakin banyak yang digital savvy dan banyak dari mereka yang mulai melek untuk investasi.
“Maka dari itu kami selalu meningkatkan kualitas produk personal yang sesuai kebutuhan pengguna di era ini. Salah satunya KoinRobo dengan machine learning yang optimal untuk memfasilitasi lender dengan kesibukan dan mobilitas tinggi,” ungkap Jon.
Sedikit berbeda, Co-founder & CEO Danain Budiardjo Rustanto menyebutkan bahwa saat ini pihaknya belum mengandalkan investor ritel. Mengingat, Danain baru saja mengubah bisnis modelnya dalam proses ijin tahun lalu dan sekarang penyaluran pinjamannya masih kecil sekitar Rp 3 miliar.
Baca Juga: Fintech dan Perbankan Terus Kembangkan Bisnis Paylater
Oleh karenanya, saat ini pihaknya hanya mengandalkan satu lender institusi dengan imbal hasil yang diberikan sekitar 8%. Sayangnya, Budiardjo tidak berkenan menyebutkan lender tersebut.
“Target penyaluran tahun ini sekitar Rp 100 miliar dan kita akan lihat mungkin di semester 2 apakah membutuhkan lender ritel atau tidak. Karena lender-lender yang dulu sudah banyak yang nanyain kapan Danain buka pendanaan untuk lender individu lagi,” pungkas Budiardjo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News