kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.280   21,00   0,13%
  • IDX 6.944   39,53   0,57%
  • KOMPAS100 1.011   9,10   0,91%
  • LQ45 769   6,42   0,84%
  • ISSI 230   2,11   0,93%
  • IDX30 395   2,10   0,54%
  • IDXHIDIV20 455   1,70   0,37%
  • IDX80 113   1,22   1,09%
  • IDXV30 115   1,19   1,05%
  • IDXQ30 128   0,74   0,59%

Menakar Peluang BPD Melantai di Bursa, Begini Proyeksi Analis


Rabu, 09 Juli 2025 / 14:10 WIB
Menakar Peluang BPD Melantai di Bursa, Begini Proyeksi Analis
ILUSTRASI. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong untuk lebih banyak Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nym.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong untuk lebih banyak Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia.

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan menjabarkan bahwa kewajiban memenuhi modal inti minimum Rp 3 triliun membuat IPO menjadi opsi realistis dan strategis bagi BPD, sekaligus menunjukkan komitmen manajemen dalam hal transparansi, governance, serta membuka jalan bagi kemitraan institusional.

Terbaru, ada Bank DKI yang memang sudah menyampaikan rencananya untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Langkah tersebut juga sudah disetujui melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) belum lama ini.

Potensi penggalangan dana dari IPO dinilai signifikan. Misalnya, Bank DKI yang mencatat laba Rp 215 miliar per kuartal-II 2025 dan memiliki CAR tinggi, tetap membutuhkan penguatan modal untuk mendukung ekspansi.

"Dengan IPO, BPD bisa memperluas jangkauan kredit, mendorong efisiensi, dan mengejar profitabilitas lebih tinggi," jelas Ekky kepada Kontan, Rabu (9/7).

Baca Juga: OJK Dukung Bank Daerah Melakukan IPO, Seberapa Menarik Sahamnya?

Dana yang dihimpun umumnya digunakan untuk memperkuat permodalan, pengembangan layanan digital dan syariah, perluasan jaringan, hingga konsolidasi dengan BPD kecil dalam skema KUB. 

Ekky menilai bahwa IPO menjadi langkah strategis untuk memenuhi regulasi tanpa menambah utang, meningkatkan kepercayaan pasar, serta memperkuat posisi BPD di tengah transformasi digital perbankan.

Dari sisi bank, IPO jelas langkah yang tepat untuk memperkuat modal dan ekspansi, apalagi di tengah tuntutan regulasi dan digitalisasi. 

Namun, dari perspektif investor, bisa jadi berbeda sudut pandang. Faktanya track record BPD yang sudah listing memang belum terlalu menggembirakan, pergerakan harga sahamnya cenderung stagnan dan likuiditasnya rendah. 

"Ini membuat daya tarik saham BPD kurang kuat dibanding bank swasta besar atau digital bank yang lebih agresif bertumbuh," bebernya.

Minat pasar terhadap IPO bank-bank BPD bisa terhambat oleh persepsi bahwa prospek pertumbuhannya terbatas dan kurang atraktif dalam jangka pendek. Ditambah lagi, jika valuasi IPO dipatok terlalu tinggi tanpa disertai narasi pertumbuhan yang kuat, investor ritel maupun institusi bisa enggan ikut serta.

Rencana IPO

Selain Bank DKI, niatan IPO juga telah disampaikan oleh PT Bank Jabar Banten Syariah atau Bank BJB Syariah. Pencatatan saham perdana atau IPO di pasar modal Indonesia diperkirakan akan dilakukan pada tahun 2027 atau paling lambat 2028.

Direktur Operasional Bank BJB Syariah Vicky Fitriadi membeberkan, wacana IPO ini bagian dari aksi korporasi untuk memperkuat permodalan.

"Melalui IPO, Bank BJB Syariah siap memperkuat struktur permodalan dan mendorong ekspansi bisnis yang agresif, didukung pengembangan teknologi serta akselerasi digitalisasi," terang Vicky.

Hingga saat ini, Vicky menjelaskan bahwa Bank BJB Syariah terus mematangkan persiapan menuju IPO. Bahkan, ternyata Bank BJB Syariah telah melakukan kajian sejak tahun 2021 lalu.

Berbeda halnya dengan Bank BPD DIY. Pihaknya menyatakan belum memiliki wacana untuk melakukan IPO dalam waktu dekat.

"Kami belum ada langkah-langkah strategi menuju persiapan IPO. Perkiraan, tidak dalam waktu dekat kami melakukan IPO," tutur Direktur Pemasaran dan Usaha Syariah BPD DIY, Raden Agus Trimurjanto.

Baca Juga: Bank BPD DIY Belum Rencanakan untuk IPO Dalam Waktu Dekat, Ini Alasannya

Agus menegarkan bahwa dalam peningkatan modal Bank BPD DIY, pihaknya belum berencana untuk mengambil langkah IPO tersebut. Sebab, saat ini modal inti Bank BPD DIY berada di atas ketentuan minimal yang ditentukan OJK, yakni di angka Rp 3,125 triliun.

Demikian halnya dengan Bank Sumsel Babel. Pemimpin Divisi Sekretaris Perusahaan Bank Sumsel Babel Teddy Kurniawan, menyampaikan bahwa hingga saat ini, pelepasan porsi kepemilikan saham Bank Sumsel Babel kepada publik melalui IPO belum menjadi wacana bagi pemegang saham.

Per Juni 2025, modal inti Bank Sumsel Babel telah mencapai Rp 4,7 triliun dengan rasio CAR 22,39%. Angka ini menunjukkan bahwa dari sisi permodalan, Bank Sumsel Babel telah memenuhi ketentuan regulator dan juga dinilai kuat untuk menopang ekspansi bisnis yang dijalankan. 

Penambahan modal secara aktif oleh Pemerintah Daerah di wilayah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung selaku Pemegang Saham, serta tambahan modal organik dari hasil usaha Bank, masih menjadi sumber utama penguatan struktur permodalan Bank Sumsel Babel.

"Dalam rencana korporasinya, Bank Sumsel Babel belum memiliki rencana maupun kebutuhan untuk menghimpun modal melalui pelaksanaan IPO," bebernya.

Selanjutnya: Promo The Body Shop 7.7 sampai 10 Juli 2025, Tea Tree Serum-Brow Powder Diskon 50%

Menarik Dibaca: Promo The Body Shop 7.7 sampai 10 Juli 2025, Tea Tree Serum-Brow Powder Diskon 50%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×