Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. PT Bank Maybank Indonesia Tbk dan PT Antam (Persero) menjalin kemitraan strategis berupa dukungan pembiayaan investasi berbasis syariah senilai US$ 100 juta.
Pembiayaan ini sejatinya akan digunakan Antam untuk mendukung pendanaan proyek perluasan pabrik feronikel Pomalaa yang berlokasi di Sulawesi Tenggara.
Perluasan pabrik di Pomalaa ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi feronikel dari 18.000 - 20.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) menjadi 27.000 - 30.000 TNi.
Perluasan pabrik ini juga akan meningkatkan efisiensi pabrik, termasuk pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara berkekuatan 2x30 megawatt.
Selain untuk perluasan pabrik, sebagian pembiayaan yang dikucurkan Maybank Indonesia juga akan digunakan Antam untuk general capital expenditure and corporate purposes.
"Kemitraan strategis dengan Antam selaras dengan strategi Maybank Indonesia untuk mendukung BUMN strategis dan top tier client di Indonesia," ujar Taswin Zakaria, Direktur Utama Antam, akhir pekan lalu.
Lebih lanjut ia mengatakan, penyediaan fasilitas pembiayaan berprinsip syariah ini juga sejalan dengan strategis Sharia First yang memberikan pilihan fasilitas syariah kepada mitra nasabah dalam mendukung ekspansi bisnis, khususnya kepada Antam sebagai salah satu perusahaan pelat merah terkemuka di bidang pertambangan.
"Seluruh dukungan yang kami berikan, pada akhirnya selaras dengan misi Maybank Indonesia dan Grup Maybank, yaitu humanising financial services, khususnya untuk berada di tengah masyarakat dengan memberikan layanan dan solusi terbaik kepada mitra bisnis kami," tutur Taswin.
Adapun, fasilitas pembiayaan ini berakad syariah musyarakah dengan jangka waktu sampai 10 tahun. Pembayaran bagi hasil dilakukan setiap tiga bulan menurut rasio bagi hasil yang telah disepakati.
Tedy Badrujaman, Direktur Utama Antam mengungkapkan, dengan perolehan pendanaan dari Maybank Indonesia, maka seluruh pendanaan yang dibutuhkan untuk perluasan pabrik feronikel Pomalla telah tercukupi.
Sampai akhir November 2015, EPC progress perluasan pabrik ini sudah mencapai 98,36%.
"Perolehan fasilitas pembiayaan dari Maybank Indonesia dengan term yang sangat baik dan didasarkan pada prinsip syariah menunjukkan posisi Antam masih tetap solid di mata industri perbankan. Fasilitas pembiayaan syariah ini juga berarti perseroan memiliki tambahan sumber pendanaan di luar jenis pinjaman yang sudah ada saat ini," terang Tedy.
Tedy menambahkan, kemitraan strategis ini sekaligus merefleksikan kepercayaan industri perbankan terhadap Antam di tengah volatilitas harga komoditas.
"Perolehan pembiayaan ini menunjukkan dukungan positif kepada Antam di tengah kondisi industri pertambangan yang menghadapi berbagai tantangan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News