Reporter: Francisca Bertha Vistika, Herry Prasetyo | Editor: S.S. Kurniawan
Jasa keuangan berbasis teknologi informasi atawa financial technology (fintech) juga merambah dunia perasuransian. Saat ini banyak perusahaan asuransi di tanah air yang memanfaatkan fintech untuk mengembangkan bisnisnya.
Bahkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menganggap fintech merupakan salah satu pemecah es (ice breaker) yang signifikan bagi industri asuransi untuk menembus masyarakat hingga ke lapisan paling bawah.
"Fintech menjadi salah satu hantaran bagi asuransi untuk maju. Sebab, fintech memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan memiliki basis data yang besar," kata Dumoly Freddy Pardede, Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan NonBank (IKNB) II OJK.
Menurut Nicolaus Prawiro, Wakil Direktur Utama PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia, salah satu pendorong perusahaan asuransi mengadopsi fintech adalah generasi millenial yang mulai mendominasi pasar. "Dan, merekalah identik dengan digitalisasi. Itu jadi peluang dalam pengembangan fintech pada perusahaan asuransi," ujarnya.
Selain itu, pemanfaatan fintech bisa meningkatkan efisiensi perusahaan asuransi, baik belanja modal, infrastruktur, maupun biaya operasional lainnya.
Memang, Nico bilang, investasi fintech di awal sangat besar. Tapi, bila adopsi ini berjalan lancar, perusahaan asuransi bisa menghemat di banyak lini, mulai sumber daya manusia hingga infrastruktur.
Itu sebabnya, Rudi Kamdani, Presiden Direktur PT FWD Life Indonesia, mengatakan, perusahaanya terbuka dengan berbagai inovasi yang dilahirkan industri fintech.
"Kami punya visi mengubah cara pandang masyarakat tentang asuransi. Untuk mewujudkannya, kami memiliki strategi, salah satunya digitalisasi, agar bisa memberi pengalaman asuransi berbeda bagi masyarakat," kata dia. Asuransi Astra memanfaatkan fintech dalam produk asuransi mobilnya: Garda Oto.
Tak mau ketinggalan, Laurentius Iwan Pranoto, Head of Communication and Event Departement PT Asuransi Astra, menyatakan, perusahaanya juga mengikuti tren teknologi, khususnya untuk memberikan kedamaian hati (peace of mind) kepada seluruh pelanggannya.
"Dengan adanya gangguan di berbagai bidang, munculnya generasi millenal, perubahan konsumen, tentu tiap industri harus mampu berinovasi dan beradaptasi dengan cepat, " ungkap Iwan.
Apa saja layanan fintech yang diadopsi perusahaan asuransi? Berikut beberapa contoh:
- FWD Life
Anak usaha FWD Group ini mengadopsi fintech dengan merilis iFWD Liberate pada Juni 2015 lalu. Ini merupakan salah satu jalur distribusi asuransi melalui teknologi berbasis sistem daring (e-commerce).
iFWD Liberate menyediakan kemudahan akses bagi masyarakat untuk membeli produk sekaligus membayar premi kapan saja dan di mana saja melalui situs www.ifwd.co.id.
Masyarakat bisa membeli produk asuransi kecelakaan diri dan asuransi jiwa berjangka masing-masing bertajuk Bebas Diri dan Bebas Rencana secara online dengan cepat dan mudah. FWD Life menawarkan sejumlah cara pembayaran online, misalnya, dengan menggunakan kartu kredit.
Untuk pembayaran premi, FWD Life juga menggandeng dua perusahaan fintech yakni PadiPay dan Finnet Indonesia dengan FinPay-nya. "Dengan mengunakan metode pembayaran fintech ini, kami bisa memberikan kemudahan bagi nasabah dalam hal pembayaran premi," ungkap Rudi.
Lebih dari itu, menurut Rudy, fintech juga bisa membantu FWD Life melahirkan inovasi-inovasi yang memudahkan proses berasuransi. Dan, sejauh ini respons masyarakat sangat positif.
Sebagai contoh, sampai akhir Maret lalu mereka sudah bisa menjangkau lebih dari 410.000 nasabah di Indonesia. "Ini merupakan sebuah pencapaian yang cukup positif mengingat kami baru memulai bisnis pada 2014," ujar Rudi.
- Garda Oto
Asuransi Astra menerapkan fintech dalam aplikasi bernama Garda Mobile. Ini merupakan kumpulan berbagai aplikasi bergerak (mobile apps) dari Garda Oto yang akan memudahkan nasabah mengakses berbagai servis yang mereka tawarkan. Garda Mobile melayani semua segmen bisnis, baik ritel ataupun korporasi.
Untuk pelanggan ritel, ada Garda Mobile Otocare dan Garda Mobile Medcare. Garda Mobile Otocare memiliki Fitur Rate Calculator. Fitur yang mengadopsi fintech ini baru dirilis pertengahan tahun lalu. Dengan Rate Calculator, nasabah bisa menghitung perkiraan premi asuransi mobil.
Melalui Garda Mobile Otocare, nasabah juga bisa mengajukan klaim secara online pada fitur Garda Oto Claim. "Dari sisi klaim, Garda Mobile Otocare diharapkan akan lebih advance lagi sehingga pelanggan betul-betul merasakan kemudahan dan pengalaman berkesan dengan kami melalui aplikasi ini," kata Iwan.
Sedang pelanggan korporasi bisa memperoleh kemudahan lewat Garda Mobile CR-Akses dan Garda Mobile HR-Akses. Dengan memanfaatkan, CR-Akses, nasabah korporasi bisa mengelola asuransi mereka dengan mudah.
Aplikasi ini punya fitur Easy Payment untuk membantu nasabah menghitung total premi yang harus mereka bayar. "Cuma, sampai saat ini kami belum mengaplikasikan sistem pembayaran online pada aplikasi kami," ujar Iwan.
- Asuransi Cakrawala
Asuransi Cakrawala juga belum betul-betul mengadopsi fintech. Meski memiliki Cakrawala Proteksi Online, layanan berbasis aplikasi bergerak untuk asuransi kendaraan bermotor ini baru sebatas memudahkan nasabah dalam mengajukan klaim.
"Sekarang kota besar identik dengan macet. Jadi, aplikasi yang baru diluncurkan 1 Maret 2017 lalu ini lebih menghemat waktu untuk klaim, jika memang letak kantor kami jauh dari tempat tinggal nasabah," ujar Nico.
Cuma ke depan, Nico mengatakan, perusahaannya akan menambah fitur pembelian dan pembayaran online pada aplikasi Cakrawala Proteksi Online. Bukan hanya itu, Asuransi Cakrawala juga membuka lebar kerjasama penjualan daring produk asuransi mereka dengan perusahaan fintech.
Sayang, Nico belum mau mengungkapkan waktu pasti peluncuran serta model fintech yang akan Asuransi Cakrawala kembangkan. Yang jelas, "Kami akan memiliki keunggulan khusus ketimbang pesaing, sehingga bisa bersaing dengan para kompetitor," tegasnya.
Kompetisi kian sengit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News