kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Merger bank syariah, begini efeknya terhadap nasabah, karyawan dan pemegang saham


Kamis, 15 Oktober 2020 / 08:04 WIB
Merger bank syariah, begini efeknya terhadap nasabah, karyawan dan pemegang saham
ILUSTRASI. penandatanganan Conditional Merger Agreement untuk Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah milik BUMN, di Jakarta, Senin (12/10)


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Adi Wikanto

Sedangkan untuk pemilik saham, yakni saham BRIS, merger bank syariah ini memberi dampak dua sekaligus. 

Para analis memastikan kepemilikan saham publik di BRI Syariah (BRIS) bakal terdilusi setelah merger bank syariah. “Jika melihat anggaran dasar BRIS saat ini, porsi kepemilikan investor publik memang pasti akan terdilusi, sehingga sebelum merger bank syariah perlu ada persetujuan dari otoritas,” ujar Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi kepada KONTAN, Selasa (13/10). 

Memang Nafi bilang BRI Syariah bisa mengubah anggaran dasar perseroan guna menghindari terdilusinya porsi publik lebih dalam. Atau dua bank yang akan digabung yaitu BNI Syariah dan Mandiri Syariah bisa mengambil porsi publik untuk masuk ke BRI Syariah. 

Baca juga: Aset paling kecil kenapa BRI Syariah jadi induk merger bank syariah? Ini alasannya 

Namun Nafi bilang hal tersebut cukup sulit terealisasi, apalagi jika ada penambahan atau pengurangan kepemilikan saham. Sehingga kepemilikan publik dipastikan terdilusi pasca merger bank syariah. 

Sementara Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji bilang meski berpotensi tinggi terdilusi, investor publik bisa dapat kompensasi dari kenaikan harga saham BRIS akibat sentimen merger bank syariah. Dalam perdagangan Selasa (13/10) saham BRIS tercatat tersangkut auto reject atas (ARA) lantaran telah melonjak 25%. Transaksi BRIS dilakukan dibuka pada harga Rp 920, dan ditutup pada harga Rp 1.125.

“Meski demikian, kenaikan harga saham selanjutnya akan bergantung terhadap sejuah mana emiten bisa meningkatkan kinerjanya secara fundamental,” ungkap Nafan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×