Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana penggabungan usaha dengan PT Bank Interim Indonesia tak akan mendongkrak kinerja PT Bank BCA Syariah. Alasannya, Bank Interimi yang sebelumnya bernama PT Bank Rabobank International Indonesia sudah menghentikan operasional sejak tahu lalu.
“Kalau dilihat dari laporan keuangannya, posisi pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) Bank Interim sudah kosong. Perubahan ke kami mungkin hanya dari sisi permodalan dan aset saja,” kata Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih kepada Kontan.co.id, Senin (12/10).
Per akhir Juli 2020, aset Bank Interim tercatat senilai Rp 397,68 miliar, yang utamanya berasal dari penempatan pada Bank Indonesia, sementara kredit sudah nol. Sedangkan dari aspek liabilitas hanya tercatat total Rp 17,51 miliar tanpa ada komponen simpanan nasabah.
Adapun dari aspek permodalan, meski telah menjadi ‘bank kosong’ Bank Interim ditaksir masih bakal mengerek capital adeqaucy ratio (CAR) BCA Syariah.
Baca Juga: Merger dengan Bank Interim, modal BCA Syariah bakal makin kokoh
“Rasio CAR BCA Syariah sebelum penggabungan pada 31 Juli 2020 sebesar 38,70%, sedangkan proyeksi setelah penggabungan sebesar 43,44%” tulis BCA Syariah dalam prospektusnya yang terbit di Harian KONTAN, Senin (12/10).
Meski modal makin tebal, John mengaku ekspansi perseroan bakal tetap dilakukan secara hati-hati, apalagi dalam masa pandemi seperti ini. BCA Syariah akan tetap mengedepankan pertumbuhan yang berkualitas dan berkelanjutan.
Selanjutnya: Perbankan yakin kebutuhan transaksi nasabah bakal naik, kenapa?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News