Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan tetap menyalurkan kredit dan pembiayaan di kuartal pertama 2022. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam laporan bulanannya, memproyeksi pertumbuhan kredit akan meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi yang terus berlangsung.
Namun penyaluran kredit perbankan akan cenderung selektif memperhatikan prospek debitur. Juga tetap memperhatikan pengelolaan risiko kredit meskipun kebijakan relaksasi kredit restrukturisasi masih berlangsung sampai dengan Maret 2023.
Hal ini sebagai antisipasi pemburukan kualitas kredit existing akan terus dilakukan dengan pembentukan pencadangan yang memadai.
LPS menilai, permintaan kredit yang lebih besar potensial menjadi tantangan baru yang dalam pengelolaan likuiditas dan strategi penghimpunan dana. Pada saat yang sama bank juga harus bersiap dengan perubahan perilaku deposan dan kehadiran layanan digital yang potensial mempengaruhi peta persaingan antar bank.
Kendati demikian, LPS menyatakan kondisi likuiditas perbankan tetap longgar di tengah mulai membaiknya fungsi intermediasi sejalan pemulihan ekonomi di sisi konsumsi dan produksi. Di sisi lain, suku bunga simpanan menurun dengan laju lebih lambat memasuki awal 2022.
Direktur BCA Syariah Rickyadi Widjadja memproyeksi pembiayaan di kuartal pertama tahun ini akan tumbuh 8%-10% yoy. Ini sejalah dengan target pembiayaan persero di 2022 yang tumbuh 7%-9% yoy.
Baca Juga: Perbankan Swasta Optimistis Penyaluran Kredit Bakal Meningkat Tahun Ini
“Sektornya ada CPO dengan menyasar petani plasma ini signifikan di kuartal 1-2022. Ini sudah kami lakukan di akhir 2021 dan lanjut awal tahun ini. Meningkat cukup baik, industri jasa dan transportasi, khususnya sewa kendaraan, termasuk logistik,” ujarnya.
Selain itu, segmen konsumer yang belum tinggi, juga masih memiliki prospek yang baik untuk pembiayaan pemilikan rumah maupun kendaraan bermotor. Terlebih, adanya Qonun Aceh membuat adanya pengalihan pencairan pembiayaan baru dari BCA Finance ke BCA Syariah.
Untuk tahun ini, Ia bilang masih akan mengoptimalkan sektor perkebunan, perdagangan besar dan kecil, serta manufaktur.
“Selain ini, BCA Syariah akan memperbesar segmen konsumer yang saat ini baru sekitar 3% dengan melakukan sinergi dengan induk perusahaan Bank BCA ikut berbagai ekspor. Harapannya segmen ini bisa naik menjadi 4% hingga 5%,” tambahnya.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi AS Aturridha menyatakan penyaluran kredit mencapai Rp 821,3 triliun di Januari 2022. Realisasi itu tumbuh 10,58% yoy dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 742,73 triliun.
Ia menyatakan pertumbuhan itu ditopang oleh pertumbuhan dari sektor perkebunan, pertambangan bahan logam dan energi & air. Ini juga sejalan dengan momentum pertumbuhan ekonomi, kami optimis kinerja kredit dapat kembali tumbuh dengan baik pada tahun 2022.
Baca Juga: BCA Catat Transaksi BCA Expoversary 2022 Offline Capai Rp 2,6 Triliun
"Bank Mandiri memproyeksi kredit tumbuh di atas 8% YoY dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian di 2022. Dalam mendorong pertumbuhan bisnis, Bank Mandiri akan terus menggali seluruh potensi yang ada," ujar Rudi.
Menurutnya, Bank Mandiri akan menyasar pada sektor-sektor yang diperkirakan masih prospektif dan sesuai dengan risk appetite perseroan.
Rudi memberikan contoh seperti perkebunan, konstruksi infrastruktur, telekomunikasi, FMCG, serta energi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News