kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski ada pandemi, aset perbankan masih bertumbuh ditopang laju DPK


Rabu, 06 Januari 2021 / 21:31 WIB
Meski ada pandemi, aset perbankan masih bertumbuh ditopang laju DPK
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di salah satu bank swasta di jakarta, Senin (5/10). /pho KONTAN/Caarolus Agus Waluyo/05/10/2020.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi yang menggoyahkan kondisi ekonomi praktis turut mempengaruhi pertumbuhan ekspansi kredit perbankan. Sampai Oktober 2020, kredit perbankan masih tercatat terkontraksi 2,28% (ytd) dengan nilai Rp 5.553 triliun. 

Meski terkontraksi, nyatanya aset perbankan masih tumbuh signifikan. Pada periode serupa terjadi pertumbuhan 5,97% (ytd) dari Rp 8.562 triliun akhir tahun 2019 menjadi Rp 8.562 triliun. Sejumlah bankir mengakui ini akibat melesatnya pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) selama pagebluk. 

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiatmadja mengakui hal tersebut. Aset bank swasta terbesar di tanah air ini yang telah menembus lebih dari Rp 1.000 triliun utamanya disumbang oleh pertumbuhan DPK. “Aset kami tumbuh karena pertumbuhan DPK kami mencapai lebih dari 19%,” ungkapnya kepada KONTAN, Rabu (6/1).

Baca Juga: Restrukturisasi kredit imbas pandemi ditaksir menciut

Per November 2020, aset BCA telah mencapai Rp 1.027 triliun, tumbuh 14,22% (ytd). Adapun DPK tercatat tumbuh 15,21% (ytd) menjadi Rp 699 triliun. Hal tersebut berbeda jika dibandingkan kredit yang tercatat negatif 3,69% (ytd) menjadi Rp 566 triliun.

Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Haru Koesmahargyo juga sepakat komponen DPK memang berkontribusi utama terkait aset perbankan dalam kondisi pagebluk kini. 

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat sampai November 2020 simpanan masyarakat di perbankan tumbuh 10,3% (ytd) menjadi Rp 6.02 triliun. Pertumbuhan paling tinggi selama lima tahun terakhir yang tak pernah mencatat pertumbuhan double digit.

“Aset kami tumbuh 7,88% (yoy) ditopang dari didorong kenaikan simpanan perseroan 7,15 (yoy),” kata Haru. Selain dalam bentuk kredit penempatan aset produktif turut mendukung pertumbuhan aset,” jelas Haru. 

Meski demikian, pertumbuhan bank terbesar di tanah air ini sejatinya telah mencatat pertumbuhan positif, sebesar 1,74% (ytd). Dari Rp 859 triliun akhir tahun lalu menjadi Rp 874 triliun. 

Baca Juga: Octo Mobile dari CIMB Niaga hadirkan fitur Travel Concierge

Adapun Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rudi As Aturridha bilang, salah satu penopang terbesar pertumbuhan aset berasal dari strategi penempatan surat berharga.

“Secara bank only aset kami masih tumbuh 3% (yoy) sampai November 2020, komponen penopang terbesarnya berasal dari penyaluran kredit dan penempatan pada surat berharga,” katanya.

Selanjutnya: Sempat viral soal dugaan penipuan, BCA blokir rekening GrabToko

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×