Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) merilis data pendapatan premi bruto sebesar industri asuransi Rp 39,95 triliun hingga Juni 2019. Nilai ini tumbuh 20,6% year on year (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu sebanyak Rp 33,31 triliun.
Kendati tumbuh dobel digit asosiasi masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan pendapatan premi 10% yoy sepanjang 2019. Direktur Eksekutif AAUI, Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe bilang asumsi pertumbuhan premi asuransi umum minimal 10%. Ia optimis target ini dapat tercapai.
“Masih ada tantangan yang dihadapi oleh asuransi umum bagaimana asuransi mengelola bisnis lebih efisien artinya premi tumbuh besar tapi klaim kecil. Kedua bagaimana mengefisienkan biaya tidak lagi mengandalkan biaya akuisisi tapi oleh layanan yang diberikan oleh industri,” ujar Dody di Jakarta pada Selasa (20/8).
Baca Juga: Sampai semester I 2019, premi Adira Finance tumbuh 10%
Selain itu, bagaimana perusahaan asuransi mendapatkan pendapatan dari investasi. Sebab secara aturan instrumen investasi yang bisa dipilih oleh perusahaan asuransi umum terbatas. Ia bilang asuransi umum hanya bisa memilih instrumen aman, likuid, dan jangka pendek.
Namun Dody yakin secara top line masih dapat bertumbuh seiring dengan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu sektor jasa Indonesia semakin menggeliat. Begitupun dukungan pemerintah yang mendorong agar mengutamakan asuransi nasional dari pada asuransi asing untuk produk CPO dan batu bara yang menjadi andalan ekspor Indonesia.
Namun Ia mengaku pada paruh kedua 2019, premi asuransi umum masih akan didominasi oleh asuransi kendaraan bermotor dan harta benda yang akan memiliki proporsi 50% terhadap pangsa pasar pendapatan premi asuransi umum. Selain itu, asuransi kredit masih memiliki potensi tumbuh seiring dengan pertumbuhan investasi.
Baca Juga: AAUI: Aset rusak akibat kerusuhan SARA, pemegang polis bisa mengajukan klaim asuransi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News