Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan sekuritas masih yakin bisa meraih pendapatan lebih tinggi dari tahun lalu, meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tertekan di sisa tahun ini.
PT Panin Sekuritas Tbk berharap kenaikan pendapatan sebesar 20%-30% di tahun ini, dimana realisasi pendapatan usaha tahun lalu senilai Rp 448,95 miliar, atau turun 18,04% secara year on year (yoy).
“Kami menargetkan pendapatan naik 20%-30%, terutama pendapatan dari bisnis brokerage, penjaminan efek dan manajemen aset. Kami melihat bisnis brokerage mengalami pertumbuhan di Juni dan diikuti bulan September 2018,” kata Direktur Panin Sekuritas Prama Nugraha kepada Kontan.co.id, Selasa (23/10).
Menurutnya, meskipun kondisi pasar modal cenderung volatile tapi transaksi perdagangan saham (trading) terus berjalan. Panin Sekuritas bahkan masih aktif menjadi penjamin emisi efek atau underwriter di tahun ini.
Semester I-2018, Panin Sekuritas telah menjadi penjamin emisi bagi perusahaan yang mencari dana melalui initial public offering (IPO). Mereka adalah PT Batavia Prosperindo Trans Tbk dan PT Mahkota Group Tbk dengan total dana yang dihimpun sekitar Rp 200 miliar.
Direktur Utama Bahana Sekuritas Feb Sumandar berharap pendapatan perusahaan bisa meningkat dari tahun lalu, tapi itu semua masih bergantung terhadap kondisi pasar modal cenderung fluktuatif atau naik turun. Sayangnya, ia enggan menyebutkan berapa target pendapatan yang dibidik tahun ini.
“Target pendapatan masih kami tinjau, yang jelas pertumbuhan tidak terlalu signifikan. Karena kondisi capital market yang bisa berubah dan kemungkinan di kuartal IV ada pergerakan menjadi positif,” kata Feb.
Sampai dengan akhir tahun ini, Bahana Sekuritas memperkirakan bakal ada tambahan dua perusahaan yang mencari dana melalui IPO dan lebih dari empat perusahaan yang akan menerbitkan obligasi.
Semester I-2018, Bahana Sekuritas telah mengantarkan dua eminten melantai di BEI yaitu PT BRI Syariah Tbk dan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk dengan total perolehan dana sebesar Rp 2,2 triliun. Begitu juga, dengan membantu penerbitan obligasi emiten lain, yakni PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Bank Rakyat Indonesia , PT Waskita Raya, PT Pegadaian, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan WOM Finance. Total dana yang dihimpun dari penerbitan surat utang korporasi tersebut sebesar Rp 16,7 triliun.
Direktur Utama Trimegah Sekuritas Stephanus Turangan juga berharap pendapatan perusahaan bisa tumbuh dua digit di tahun ini. Namun, pihaknya pesimis bisnis sekuritas akan membaik di tahun depan, karena adanya penggunaan bookbuilding secara elektronik atau e-bookbuilding.
“Kalau ini diterapkan tahun depan, pendapatan dari jasa IPO bisa turun dan merugikan. Investor retail nggak mau untuk berinvestasi saham IPO dalam jangka panjang,” ungkapnya.
Bookbuilding adalah proses penjaminan emisi saham guna menentukan harga jual saham IPO dengan melihat minat pembeli dari institusi maupun investor. Keberadanaan e-bookbuilding diklaim akan memberikan kesempatan investor ritel memiliki porsi saham lebih besar dalam penawaran umum perdana.
Sepanjang 2018, Trimegah Sekuirtas menargetkan penjamiann efek bagi empat perusahaan yang akan melantai ke bursa efek. Sampai saat ini sudah tiga perusahaan yang dijamin yaitu PT HK Metals Utama Tbk, PT Tridomain Performance Materials Tbk dan PT NFC Indonesia Tbk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News