kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Meskipun NPL turun, tren restrukturisasi dan hapus buku masih tinggi


Jumat, 27 Juli 2018 / 16:38 WIB
Meskipun NPL turun, tren restrukturisasi dan hapus buku masih tinggi
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) bank secara industri turun dari 2,96% di Juni 2017 menjadi 2,67% di Juni 2018, ternyata dibalik itu bank melakukan restrukturisasi dan write off cukup besar.

Hal ini bisa dilihat dari realisasi kredit yang direstrukturisasi PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sampai kuartal II-2018 mencapai Rp 55,9 triliun naik 3% secara tahunan atau year on year (yoy).

Mayoritas kredit yang diresktrukturisasi ini adalah berasal dari kredit dalam kategori lancar yaitu Rp 22,5 triliun kemudian disusul kredit dalam perhatian khusus Rp 17,8 triliun.

Dalam laporan keuangan konsolidasi Juni 2018, direksi Bank Mandiri menjelaskan bahwa restrukturisasi ini dilakukan dengan tiga skema.

Pertama, dengan perpanjangan waktu kredit, kedua, dengan perpanjangan jangka waktu dan penurunan suku bunga kredit. Dan ketiga, dengan perpanjangan jangka waktu kredit dan skema restrukturisasi lain lain.

Skema yang paling banyak digunakan untuk restrukturisasi ini adalah dengan perpanjangan waktu kredit. Sampai Juni 2018, jumlah kredit yang diperpanjangan jangka waktunya di Bank Mandiri mencapai Rp 47,9 triliun.

Bank Mandiri juga tercatat melakukan hapus buku Rp 8,1 triliun naik 41% year on year (yoy) sampai kuartal II-2018. Dalam laporan keuangan konsolidasi, manajemen Bank Mandiri menjelaskan, ada beberapa kriteria debitur yang dilakukan hapus buku.

Pertama adalah karena kredit macet, kedua kredit yang sudah dibentuk cadangan sebesar 100% dan telah dilakukan penagihan dan penyelamatan namun tidak berhasil.

Selain Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga mencatat jumlah kredit yang direstrukturisasi cukup tinggi yaitu Rp 27,9 triliun. Namun jumlah ini masih turun 4,8% yoy.

Seiring jumlah kredit yang direstrukturisasi ini, BNI juga melakukan hapus buku sebesar Rp 4,4 triliun sampai Juni 2018 atau naik 20,65% secara yoy.

Beberapa bank menengah lain seperti PT Bank Panin Tbk juga mencatat jumlah kredit yang direstrukturisasi sebesar Rp 1,5 triliun atau turun 35,4% yoy. Pada saat yang sama Bank Panin mencatat kredit yang dihapus buku sebesar Rp 30,1 miliar atau turun 18,43% yoy.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga mencatat jumlah kredit yang dihapus buku sebesar Rp 330 miliar atau naik 21,32% yoy.

Nixon Napitupulu, Direktur Manajemen Resiko BTN bilang kredit yang dihapus buku sepanjang semester I-2018 memang sebesar Rp 330 miliar.

"Mayoritas adalah kolektabilitas dua yang dilakukan restrukturisasi," kata Nixon kepada kontan.co.id, Kamis (26/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×