kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -18.000   -0,91%
  • USD/IDR 16.310   12,00   0,07%
  • IDX 7.156   38,26   0,54%
  • KOMPAS100 1.043   8,35   0,81%
  • LQ45 800   4,89   0,62%
  • ISSI 232   2,05   0,89%
  • IDX30 415   0,46   0,11%
  • IDXHIDIV20 485   0,27   0,06%
  • IDX80 117   0,78   0,67%
  • IDXV30 119   -0,05   -0,04%
  • IDXQ30 133   0,10   0,08%

Moody's Pangkas Peringkat Kredit Bank Tabungan Negara (BTN), Ini Alasannya!


Rabu, 18 Juni 2025 / 03:49 WIB
Moody's Pangkas Peringkat Kredit Bank Tabungan Negara (BTN), Ini Alasannya!
ILUSTRASI. A Moody's sign on the 7 World Trade Center tower is photographed in New York August 2, 2011. Behind all too many of market moves in government debt of late has been a report from one of the major credit ratings agencies. Standard & Poor's is the biggest and arguably the most influential, fast followed by Moody's Investor Service and then their smaller rival, Fitch Ratings. In national capitals, they are alternately villified by politicians or held out as just arbiters for denouncing government profligacy. REUTERS/Mike Segar (UNITED STATES - Tags: BUSINESS POLITICS) - RTR2PK5W


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Moody’s Ratings (Moody’s) mempertahankan peringkat deposito jangka panjang dan jangka pendek Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) di level Baa2/P-2 untuk mata uang asing dan lokal. Peringkat risiko mitra usaha (Counterparty Risk Ratings) dan penilaian risiko mitra usaha (Counterparty Risk Assessment) BTN juga tetap di level yang sama.

Namun, Moody’s dalam rilis 17 Juni 2025 menurunkan Baseline Credit Assessment (BCA) BTN dari ba1 ke ba2, yang mencerminkan pandangan lebih hati-hati terhadap kondisi keuangan dasar bank. Baseline Credit Assessment adalah penilaian atas kekuatan keuangan internal suatu perusahan, tanpa memperhitungkan kemungkinan bantuan dari pihak luar. 

Moody's menjelaskan, penurunan ini disebabkan kekhawatiran Moody’s terhadap risiko keuangan yang tidak terlihat langsung dalam laporan keuangan BTN. Khususnya, cadangan kerugian (provisioning) BTN dinilai rendah dibandingkan dengan tingginya risiko kredit. Banyaknya pinjaman yang direstrukturisasi dan tingginya bunga yang belum dibayar menimbulkan kekhawatiran bahwa kinerja dan modal bank bisa saja terlihat lebih baik dari kondisi sebenarnya.

Baca Juga: Harga Emas Menguat Usai Moody’s Turunkan Peringkat Utang AS

Meski begitu, peringkat deposito BTN tetap tinggi karena Moody’s menilai ada kemungkinan sangat tinggi bahwa pemerintah Indonesia akan memberikan dukungan jika BTN mengalami kesulitan. Peringkat deposito adalah penilaian atas kemampuan dan kemungkinan suatu bank untuk membayar kembali dana simpanan nasabah baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 

Penilaian ini mempertimbangkan peran BTN sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, kepemilikan mayoritas pemerintah, dan fungsinya dalam mendukung program perumahan nasional.

BTN mencatat rasio modal (Tangible Common Equity) sebesar 15,3% per 31 Maret 2025, angka yang terlihat kuat. Namun Moody’s menilai angka tersebut mungkin melebih-lebihkan kekuatan modal bank karena banyak pinjaman yang direstrukturisasi tetap diklasifikasikan berisiko rendah sesuai standar OJK, meskipun telah beberapa kali direstrukturisasi. Bunga yang belum diterima juga masih tinggi, mencapai 36% dari modal inti BTN.

Moody’s juga memperkirakan risiko kredit BTN tetap tinggi meski bank sudah mulai membersihkan kredit bermasalah dengan menjual dan menghapus sebagian besar Non-Performing Loans (NPL). Meskipun rasio NPL menurun, jumlah pinjaman bermasalah (stage 3 loans) masih diperkirakan tinggi di angka sekitar 5%, karena besarnya jumlah pinjaman yang telah direstrukturisasi (sekitar 16% dari total pinjaman).

Moody’s memperkirakan tingkat keuntungan BTN, yang diukur dengan return on assets (ROA), akan sedikit turun menjadi sekitar 0,55%-0,65% pada 2025. Ini karena peningkatan biaya kredit diperkirakan akan mengimbangi kenaikan tipis margin bunga bersih (NIM). BTN sedang berupaya menurunkan biaya dana dengan mengembangkan layanan digital dan menjaring lebih banyak simpanan murah dari nasabah ritel.

Baca Juga: Wall Street Ditutup Datar Usai Moody’s Pangkas Peringkat Utang AS

Pendanaan BTN dinilai cukup stabil, dengan ketergantungan rendah pada dana pasar yakni sekitar 9%. Namun akses BTN terhadap dana murah dinilai masih di bawah rata-rata industri, sehingga bank kini fokus memperbesar dana ritel dan institusi berskala menengah. Likuiditas bank juga dinilai cukup baik, dengan aset likuid mencapai 17,8% dari total aset perbankan berwujud.

Moody's memaparkan, potensi kenaikan peringkat deposito BTN kecil kemungkinannya karena sudah setara dengan peringkat utang negara Indonesia. Namun, peringkat dasar BTN dari BCA bisa naik jika jumlah pinjaman yang direstrukturisasi berkurang drastis tanpa meningkatkan kredit bermasalah, serta jika bank bisa mencatat keuntungan dan likuiditas yang stabil.

Sebaliknya, peringkat BTN bisa turun jika banyak pinjaman yang direstrukturisasi gagal bayar dan membebani modal serta laba. Penurunan juga bisa terjadi jika dukungan pemerintah terhadap BTN melemah.

Menarik Dibaca: Promo Burger Bangor Shopee Exclusive 12-30 Juni 2025, Diskonnya sampai Rp 25.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×