Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Bank Muamalat mengincar pertumbuhan kredit di sektor komoditas pada 2017. Pasalnya, satu sektor komoditas yaitu kelapa sawit mempunyai prospek yang cukup besar untuk tumbuh pada tahun depan.
Menurut Direktur Bisnis Korporasi Bank Muamalat Indra Y. Sugiarto, tahun depan, harga komoditas, terutama kelapa sawit diperkirakan akan membaik dibandingkan tahun ini dan tahun lalu.
“Untuk itu, kami tahun depan bersama lima sampai delapan bank berencana untuk masuk ke sindikasi kelapa sawit dengan total nilai sindikasi sebesar Rp 4 triliun,” ujar Indra, Jumat (16/12).
Indra mengatakan, dari Rp 4 triliun nilai proyek tersebut terdiri dari empat proyek yang masing masing senilai Rp 1 triliun. Nantinya, Muamalat akan berpartner dengan BPD dan beberapa bank pemerintah lainnya.
Terkait dengan porsi sindikasi yang diincar Bank Muamalat, Indra belum mau merinci. Yang jelas, Indra mengatakan nantinya sindikasi kelapa sawit ini lebih ke pembiayaan industri hulu dan pabrik kelapa sawit.
Saat ini, sektor komoditas di Muamalat tercatat menyumbang 10% dari total pembiayaan. Untuk menjaga kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sektor komoditas, Muamalat akan memonitoring pembayaran secara harian dan monitor dokumen secara mingguan.
Diharapkan dengan adanya strategi tersebut, tahun depan, NPL sektor komoditas terkait sawit di Bank Muamalat bisa di bawah 1%. Sebagai gambaran, saat ini, NPL sektor komoditas sawit masih berkisar 1%.
Hingga kuartal III 2016, Bank Muamalat mencatatkan penurunan pembiayaan sebesar 4,06% yoy menjadi Rp 44,85 triliun. Selain itu untuk laba bersih juga turun 67,26% yoy menjadi Rp 37 miliar. Turunnya laba ini disebabkan karena alokasi pencadangan sebesar Rp 1,4 triliun. Tercatat sampai kuartal III 2016 rasio pembiayaan bermasalah atau NPF berada di angka 4,43%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News