Reporter: Issa Almawadi | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Di tengah pelambatan ekonomi domestik, Bank Muamalat Indonesia berhasil melampaui target pembiayaan tahun ini. Dari target akhir tahun 2013 sebesar Rp 38,95 triliun, Bank Muamalat mencatat pembiayaan sebesar Rp 39,5 triliun per September 2013.
Lantaran target sudah terlampaui, Bank Muamalat pun mematok target baru. Meitra N Sari, Sekretaris Perusahaan Bank Muamalat, memperkirakan portofolio pembiayaan sampai akhir tahun bakal tembus Rp 40 triliun.
Dibanding pertumbuhan pembiayaan tahun lalu, target pembiayaan Bank Muamalat tahun ini memang tidak terlalu kencang. Tahun 2012, pertumbuhan pembiayaan mencapai 46,36%. Sementara pertumbuhan pembiayaan tahun ini hanya di kisaran 24,22%.
Meitra mengatakan, pembiayaan Bank Muamalat tersebar ke beberapa segmen. Porsi terbesar adalah pembiayaan korporasi yang mencapai Rp 17,44 triliun atau 45% dari total pembiayaan. Di segmen tersebut, pembiayaan ke sektor jasa dunia usaha seperti sekolah dan rumah sakit menjadi penyumbang terbesar senilai Rp 3,7 triliun. Disusul oleh sektor energi sebesar Rp 2,4 triliun.
Pembiayaan Bank Muamalat juga menyasar segmen konsumen sebesar Rp 13,5 triliun atau 34,89% dari total pembiayaan. "Kredit pemilikan rumah menyumbang Rp 6,9 triliun," kata Meitra .
Porsi pembiayaan terkecil disalurkan untuk segmen retail sebesar Rp 7,7 triliun. Di segmen ini, penyaluran terbesar tertuju untuk sektor jasa dunia usaha sebesar Rp 2,3 triliun.
Meski mencatat peningkatan pembiayaan cukup kinclong, Bank Muamalat juga mencatat kenaikan pembiayaan bermasalah alias non performing financing (NPF). Per September, NPF Bank Muamalat naik menjadi 1,83% dari posisi akhir tahun lalu 1,81%.
Untuk meringankan beban biaya dana, Bank Muamalat tahun ini membidik peningkatkan porsi dana murah alias current account saving account (CASA). Arviyan Arifin, Direktur Utama Bank Muamalat, menyatakan porsi dana murah dibanding total dana pihak ketiga (DPK) Bank Muamalat mencapai sekitar 40%. Salah satu upaya meningkatkan dana murah adalah penghimpunan dana ritel produk tabungan dan program Muamalat Berbagi Rezeki (MBR).
Per Agustus lalu, total DPK Bank Muamalat sebesar Rp 40 triliun dengan jumlah dana murah mencapai Rp 10,16 triliun. Tahun ini, Arviyan menargetkan jumlah DPK mencapai Rp 41 triliun. "Kami berharap porsi dana murah pada 2014 bisa mencapai 50%," kata Arviyan.
Arviyan juga menargetkan aset Bank Muamalat tahun ini bisa mencapai Rp 50,89 triliun dan laba sebesar Rp 1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News