Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Edy Can
JAKARTA. Mudik Lebaran membawa berkah bagi indusri asuransi. Tren penggunaan moda transportasi, baik darat, udara, maupun laut, meningkat tajam. Para penumpang itu tentu membutuhkan proteksi selama perjalanan.
Pelaku industri optimistis bakal memanen premi lebih tinggi dari kondisi normal. Chartis Insurance Indonesia, misalnya, mengincar pertumbuhan premi lebih tinggi 20% dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Asuransi kerugian ini akan merealisasikan target dengan memberdayakan jalur distribusi agen biro perjalanan hingga lewat internet.
Ari Yunior, Head of Travel Insurance Chartis, menjelaskan, peningkatan premi bulan ini tidak akan jauh berbeda dengan perolehan premi pada masa libur anak sekolah, Juni dan Juli lalu. Pada periode itu, produk asuransi perjalanan, terutama penerbangan internasional, laku keras. Jika target Lebaran ini tercapai, Ari memprediksi, kontribusi premi asuransi perjalanan terhadap total perolehan premi bakal mencapai 6%.
Sampai akhir Juni 2011, Chartis membukukan premi dari lini asuransi perjalanan sebesar US$ 2 juta. Angka ini tumbuh sekitar 17% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Perbanyak kerjasama
Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) juga berencana menggeber lini produk ini. Zulfikar, Kepala Divisi Non-Kendaraan Bermotor Jasindo, mengatakan, pihaknya bakal lebih agresif menjajakan produk asuransi perjalanan dengan mengoptimalkan seluruh jaringan kantor cabang.
Jasindo juga mendekati perusahaan yang aktif menggelar acara mudik bersama. "Terutama, perusahaan rekanan dan berstatus BUMN atau BUMD," tutur Zulfikar.
Upaya ini demi menggenjot kenaikan perolehan premi. Apalagi, premi asuransi perjalanan sepanjang 2010 lalu sempat menyusut menjadi Rp 31,70 miliar atau turun 11,81% secara year on year (yoy).
Per Juni 2011, Jasindo membukukan pertumbuhan premi sekitar 25% menjadi Rp 17,40 miliar (yoy). Perseroan mematok target premi asuransi perjalanan sepanjang tahun ini sebesar Rp 36,81 miliar.
Sementara, Asuransi Raksa Pratikara mengaku tidak bernafsu memanfaatkan momentum kali ini. Soalnya, kata Suherman Budi Darmawan, Direktur Teknik Asuransi Raksa, pihaknya hanya mengembangkan produk untuk perjalanan (penerbangan) internasional, bukan domestik.
Lagipula, manajemen masih mengejar sosialisasi dan mengembangkan kerjasama pemasaran produk. Maklum, Raksa baru memasarkan produk tersebut awal 2011. "Di tahun pertama, kami fokus mengembangkan jalur distribusi, seperti travel agent, internet, termasuk kantor kedutaan asing," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News