Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Di bisnis asuransi minyak bumi dan gas (migas) PT Tugu Pratama Indonesia adalah sang jawara. Namun tujuh tahun terakhir, anak usaha Pertamina tersebut mendapatkan pesaing ketat, yakni Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo). Dari tahun ke tahun, pertumbuhan premi asuransi migas Jasindo terus melambung.
Senior Underwriter Oil and Gas Division Jasindo, Diwe Novara menyebutkan, sepanjang separuh pertama tahun ini, premi produk asuransi migas Jasindo tercatat sebesar Rp 271 miliar. Nilai tersebut mencapai 73,19% dari target premi yang dipatok perusahaan. "Tahun ini perusahaan kami mematok target perolehan premi dari migas sebesar Rp 370 miliar," tutur Diwe, akhir pekan lalu.
Dalam tiga tahun terakhir, perolehan premi asuransi migas Jasindo berkontribusi paling sedikit 12,89% terhadap total penerimaan premi perusahaan per tahun. Diwe menyodorkan contoh, di tahun 2007, Jasindo mengantongi total premi sebesar Rp 2,16 triliun. Sebesar Rp 338 miliar atau 15,64% merupakan premi migas.
Di tahun berikutnya, terjadi sedikit penurunan kontribusi, yakni Rp 334 miliar atau menyumbang 12,89% dari total premi perusahaan. Dan tahun lalu, pendapatan dari premi migas naik lagi menjadi Rp 385 miliar atau 13,71% dari total premi perusahaan.
Menilik perkembangannya dari tahun ke tahun, Diwe menegaskan, premi dari asuransi migas menjadi penyumbang terbesar kedua dari total perolehan premi perusahaan.
Merajalela di pasar
Tak hanya menjadi penyumbang premi yang signifikan bagi perusahaan, Jasindo mengklaim, produk yang memproteksi seluruh kerugian dari aktivitas hulu sampai hilir sektor migas ini kini merajalela pangsa pasar asuransi sejenis. Selain karena strategi pemasaran, hal tersebut juga dampak dari penerbitan UU Nomor 22 Tahun 2001 yang membuka persaingan bisnis asuransi migas.
Menurut UU tersebut, PT Tugu Pratama Indonesia tidak lagi mendapat keistimewaan memonopoli pasar asuransi migas. "Malah boleh dibilang, dalam bisnis asuransi migas, Jasindo dan Tugu Pratama kini bersaing ketat menguasai pasar," ujar Mohamad Baihaqi, Underwriter Manager Oil and Gas Division Jasindo kepada KONTAN.
Saat ini 70% premi migas Jasindo berasal dari bisnis hulu 50 perusahaan minyak yang menjadi operator di 150 lokasi kontrak kerja sama dengan BP Migas. Perolehan premi sisanya dari bisnis hilir migas, seperti Perusahaan Gas Negara (PGN) serta kontraktor pendukung bisnis migas hulu dan hilir.
Jasindo mengaku kesulitan menggarap bisnis asuransi di lingkungan Pertamina. "Masih didominasi PT Tugu Pratama Indonesia," ujarnya.
Kendati begitu, Baihaqi optimistis, potensi bisnis asuransi migas masih sangat besar. Itu sebabnya, menurut Oil and Gas Underwriting Manager Jasindo Nunki Nautisia, pihaknya akan memperluas bisnis asuransi migas. Salah satu upaya Jasindo, mengintegrasikan tenaga pemasaran, di kantor pusat dan cabang, terutama tenaga ahli khusus yang menguasai pemahaman produk ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News