kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Multifinance Bisa Menggenjot Segmen Lain Saat Pasar Otomotif Lesu


Kamis, 27 Juni 2024 / 08:58 WIB
Multifinance Bisa Menggenjot Segmen Lain Saat Pasar Otomotif Lesu
ILUSTRASI. Multifinance bisa memanfaatkan segmen pembiayaan lain untuk menggenjot kinerja di kala penjualan otomotif lesu.


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno mengatakan bahwa perusahaan pembiayaan atau multifinance bisa memanfaatkan segmen pembiayaan lain untuk menggenjot kinerja di kala penjualan otomotif lesu. 

"Memang seharusnya seperti itu, manakala ada penurunan orang membeli kendaraan, multifinance masih bisa menjaga pertumbuhan kinerja lewat pembiayaan modal kerja, pembiayaan dana, dll. Apalagi OJK sudah memberi kesempatan dari POJK 35 tahun 2018," kata Suwandi kepada Kontan.co.id, Rabu (26/6). 

Sejalan dengan APPI, Mandiri Utama Finance (MUF) juga memanfaatkan pembiayaan modal kerja maupun pembiayaan investasi untuk menopang kinerja perusahaan saat penjualan otomotif lesu. 

Tercermin dari pembiayaan modal kerja yang mencapai Rp 375 miliar sampai Mei 2024, angka itu naik 16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun segmen ini berkontribusi sebesar 4% terhadap keseluruhan pembiayaan MUF.

Baca Juga: CNAF Catat Piutang Pembiayaan Modal Kerja Capai Rp1,05 Triliun Hingga Mei 2024

Sementara untuk pembiayaan investasi, penyaluran yang dibukukan mencapai Rp1 triliun dengan peningkatan sebesar 15,8% dibandingkan Mei tahun lalu. Pembiayaan ini juga mencakup 11,4% terhadap total pembiayaan MUF.

"Dengan demikian kontribusinya dalam mendongkrak performa pembiayaan cukup menentukan," kata Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja kepada Kontan.co.id. 

Presiden Direktur CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) juga mengatakan bahwa segmen pembiayaan lain bisa mendorong kinerja. 

"Pembiayaan modal kerja dan investasi adalah salah satu produk yang kemungkinan akan menopang pertumbuhan bisnis CNAF ditahun 2024, khususnya jika dikaitkan dengan kondisi penjualan kendaraan roda 4 yang kurang baik diawal tahun ini," ucap Ristiawan. 

Tercatat piutang pembiayaan modal kerja CNAF mencapai Rp 1,05 triliun hingga Mei 2024, sayangnya jika dibandingkan dengan Mei tahun lalu maka nilai itu turun sedikit 9% dari Rp 1,15 triliun. Meski turun pembiayaan untuk modal kerja masih berkontribusi positif sebesar 11% terhadap keseluruhan piutang pembiayaan di CNAF yang sebesar Rp 9,20 triliun.

Baca Juga: Konsumsi Naik, Bisnis BNPL Ikut Terkerek

Lebih lanjut terkait pembiayaan modal kerja, ia memproyeksi setelah semester satu usai hingga akhir tahun akan menjadi momentum pelaku usaha menggenjot kinerja mereka. Alhasil hal itu akan berimbas ke permintaan modal kerja. 

Kemudian di periode yang sama piutang pembiayaan investasi tercatat meningkat hingga 116% menjadi Rp 516,36 miliar dengan kontribusi sebesar 6%. 

Di sisi lain Corporate Communication Head PT BFI Finance Indonesia Tbk, Dian Ariffahmi mengungkapkan apabila piutang pembiayaan produktif berkontribusi hingga setengah total pembiayaan yang disalurkan BFI. Hal ini mengindikasikan BFI masih bisa menggenjot kinerja lewat pembiayaan modal kerja. 

"Hingga Maret 2024, pembiayaan modal kerja yang disalurkan sebesar Rp 13,1 triliun, mengambil porsi 58,2% dari keseluruhan managed receivables. Untuk pembiayaan investasi 20,1%, pembiayaan multiguna 18,7%, dan syariah 3,0%," kata Dian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×