kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah Perusahaan Multifinance Genjot Pembiayaan Pada Sektor Produktif


Senin, 11 Maret 2024 / 19:28 WIB
Sejumlah Perusahaan Multifinance Genjot Pembiayaan Pada Sektor Produktif
ILUSTRASI. perusahaan multifinance rajin menggenjot pembiayaan sektor produktif


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sejumlah perusahaan multifinance ungkapkan akan genjot pembiayaan paa sektor produktif. Hal tersebut sejalan dengan salah satu fokus pada Roadmap Perusahaan Pembiayaan 2024-2028 yang baru saja diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Dikutip dari Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perusahaan Pembiayaan 2024–2028, kajian yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) dan Ernst and Young (EY) menunjukkan terdapat tren kesenjangan antara supply and demand pendanaan UMKM sampai dengan tahun 2026. kesenjangan tersebut diproyeksikan mencapai Rp 4,300 triliun.

"Sedangkan kemampuan untuk penyaluran pendanaan untuk UMKM oleh lembaga jasa keuangan pada periode tersebut hanya Rp 1,900 triliun,” tulis roadmap tersebut dikutip Senin (11/3).

Sedangkan berdasarkan riset internal OJK pada tahun 2022, terdapat Rp 1,519 triliun atau 55,43% dari total kebutuhan pendanaan UMKM yang dapat dibantu oleh industri keuangan non-bank (IKNB). Meski begitu dari jumlah tersebut, kapasitas pembiayaan IKNB hanya mampu memenuhi sebesar Rp 229 triliun atau hanya 15%.

Baca Juga: Adira Finance Catat Pembiayaan UMKM Meningkat 31% pada 2023

"Diluncurkannya roadmap ini juga untuk mendorong kontribusi industri pembiayaan terhadap perekonomian nasional, terlebih untuk pembiayaan di sektor produktif dan UMKM," jelas Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman, pada Acara Peluncuran Roadmap, Selasa (5/3).

Sejalan dengan hal tersebut, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menargetkan  pertumbuhan pembiayaan modal kerja atau Usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebesar Rp 1,74 triliun di akhir tahun 2024.

Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan CNAF  hingga bulan Januari 2024, total pembiayaan modal kerja atau untuk sektor UMKM telah mencapai Rp 1,01 triliun. Ia mencatat angka tersebut berkontribusi sebesar 13% dari total pembiayaan sebesar Rp 7,99 triliun.

"Targetnya akan terus tumbuh untuk sektor produktif," ujar Ristiawan pada Kontan, Jumat (8/3).

Ristiawan juga mengatakan CNAF siap menjadi solusi bagi para pelaku UMKM dalam memfasilitasi pembiayaan yang bersifat produktif. Menurutnya dengan demikian masyarakat akan terdorong melakukan pembiayaan ke sektor produktif.

Ia menambahkan seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap pembiayaan produktif, CNAF optimistis pertumbuhan piutang pembiayaan modal kerja atau UMKM dapat bertumbuh pesat.

"Targetnya hingga akhir tahun 2024 pertumbuhan pembiayaan modal kerja atau UMKM mencapai  Rp1,74 triliun," ucapnya.

Baca Juga: OJK Meyakini Multifinance Akan Berperan Aktif Dalam Menyalurkan Pembiayaan Untuk EV

Sebelumnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah meluncurkan peta jalan atau Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perusahaan Pembiayaan 2024-2028.

Penyusunan roadmap ini terdiri dari beberapa aspek utama, salah satunya kegiatan pembiayaan yang masih didominasi pembiayaan multiguna dan masih rendahnya pembiayaan pada sektor UMKM.

Menanggapi hal itu, Ristiawan melihat penyusunan roadmap ini akan berdampak baik bagi para pelaku UMKM. Ia juga mengharapkan pertumbuhan pembiayaan modal kerja/UMKM di CNAF dapat bertumbuh serta dapat berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Begitu pula dengan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) yang telah mencatat pemibayaan di sektor produktif hingga Februari 2024 ini telah mencapai Rp 400 miliar.

Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa mengatakan WOM Finance mengatakan porsi pembiayaan di sektor produktif WOM Finance telah mencapai  lebih dari 40% dari keseluruhan pembiayaan.

Ia juga terus berupaya untuk terus meningkatkan penyaluran pembiayaan kepada sektor produktif, hal itu sejalan dengan pembiayaan di sektor produktif hingga Februari 2024 ini telah mencapai Rp 400 miliar.

"Harapannya ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional," jelas Cincin pada Konta, Jumat (8/3).

Baca Juga: OJK: Ada Investor dari 3 Negara di Asia yang Berminat Akuisisi Multifinance Indonesia

Cincin mencatat sepanjang tahun 2023 pembiayaan sektor produktif cenderung stabil sepanjang tahun. Ia [un berharap pembiayaan produktif  akan mampu membantu konsumen dan masyarakat dalam mengembangkan sektor usaha dan produktifnya.

Sedangkan untuk tahun 2024 ini sendiri Cincin memproyeksikan pembiayaan sektor produktif  masih akan terus meningkat. Hal ini didukung dengan memperluas jaringan mitra untuk kebutuhan UMKM, dan upaya lainnya. 

"Kami optimistis dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pertumbuhan sektor ini," ujar Cincin.

Guna meningkatkan, pembiayaan di sektor produktif ini, Cincin mengatakan telah mempersiapkan sejumlah strategi. Menurutnya hal ini melibatkan berbagai inisiatif, seperti penyediaan layanan keuangan yang mudah diakses, penawaran produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha, serta upaya untuk ikut serta dalam program-program komunitas pelaku usaha & UMKM.

Selain itu ia juga akan meningkatkan  aksesibilitas ke layanan keuangan melalui teknologi digital serta memperluas jaringan mitra sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik UMKM dan pelaku usaha.

Hal serupa juga diungkapkan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mencatat pembiayaan pada Usaha mikro kecil menengah (UMKM) meningkat sebesar 31% sepanjang tahun 2023.

Direktur Portofolio Adira Dinamika Multi Finance Harry Latif mengatakan hingga tahun 2023, sebagian besar pembiayaan yang disalurkan Adira Finance adalah pada sektor produktif. Ia juga mencatat porsi pembiayaan yang disalurkan kepada UMKM berkontribusi sebesar 24%.

"Itu tercatat mengalami kenaikan sebesar 31% yoy menjadi Rp 10 triliun," jelas Harry pada Kontan Jumat (8/3).

Baca Juga: Perusahaan Multifinance Masih Bergantung Pada Pendanaan Bank

Harry juga menjelaskan jika secara keseluruhan, Adira Finance menargetkan total pembiayaan baru dapat tumbuh sekitar 10%-12% pada tahun 2024. Hal tersebut menurutnya dengan mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang masih cukup kuat sekitar 5% yoy.

"Kami juga akan terus meningkatkan untuk pembiayaan UMKM," ujarnya.

Guna mencapai target di tahun 2024 ini, Harry mengungkapkan Adira Finance telah mempersiapkan strategi untuk memperkokoh dan menjaga kinerja keuangan Perusahaan secara berkelanjutan, termasuk pembiayaan terhadap sektor produktif dan UMKM.

Ia menambahkan, Adira Finance akan memperkuat dan meraih pangsa pasar di bisnis otomotif melalui diversifikasi produk dan menyediakan berbagai program penjualan yang menarik bagi nasabah serta memperkuat hubungan baik dengan dealer.

Selain itu juga akan memperluas jaringan ke bisnis non otomotif dengan terus melakukan diversifikasi produk yang ditawarkan untuk mendukung pertumbuhan bisnis seperti seperti produk multiguna, durables, dan lainnya.

Serta akan terus mengembangkan digitalisasi di dalam Perusahaan dan ekosistem guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis seperti melakukan proses digital atau otomatisasi dan berinvestasi dalam platform digital.

"Kami juga akan fokus meningkatan customer retention untuk dapat mempertahankan konsumen secara berkelanjutan," ucapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×