kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.602   0,00   0,00%
  • IDX 8.079   163,73   2,07%
  • KOMPAS100 1.118   27,57   2,53%
  • LQ45 798   25,59   3,31%
  • ISSI 284   2,85   1,01%
  • IDX30 416   15,22   3,80%
  • IDXHIDIV20 470   17,01   3,76%
  • IDX80 124   3,02   2,50%
  • IDXV30 133   3,87   3,00%
  • IDXQ30 132   4,52   3,56%

Multifinance diklaim gerakkan ekonomi nasional


Selasa, 16 Agustus 2016 / 14:35 WIB
Multifinance diklaim gerakkan ekonomi nasional


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Sekjen Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Efrizal Sinaga mengatakan perkembangan industri multifinance dewasa ini cukup menggembirakan. APPI klaim perkembangan industri multifinance mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Kendati industri multifinance mendorong terjadinya peningkatakan sikap konsumtif bagi konsumen tapi tidak sebesar yang ditakutkan. Berdasarkan data dari industri pembiayaan, tingkat konsumsi yang menggunakan fasilitas multifinance hanya sekitar 1%-2% saja dari total nasional. 

Sementara sebanyak 66% pembiayaan yang dibukukan di industri multifinance digunakan untuk pembelian otomotif seperti mobil dan motor.

"Kalau bicara konsumtif itu seperti pembelian alat-alat elektoronik itu sekitar 2% saja, dan itu kelihatannya dilakukan oleh masyarakat yang sudah memiliki pendatapan tetap atau produktif," ujar Efrizal kepada KONTAN akhir pekan lalu. 

Efrizal mengatakan peranan industri pembiayaan ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sangat lah besar. Sebab industri ini bisa memberikan multiservice dan multikoneksi. Artinya dengan hadirnya industri multifinance memudahkan keterhubungan antara seluruh jaringan stakeholders. 

Artinya konsumen bisa mengakses suatu produk dimana saja dan kapan saja asalkan ada jaringan internet. "Fasilitas sistem pembayaran juga dapat dilakukan dengan mudah seperti dengan mobile banking dan sebagainya, jadi konsumen itu tidak perlu direpotkan lagi," tandas Efrizal.

Kondisi saat ini lanjut Efrizal menunjukkan bagaimaan industri multifinance itu ke depan harus bisa menjadi dan memiliki konsep tanpa ada kantor cabang. Dengan begitu daya jangkauannya pun sudah tidak terbatas lagi, sempang di suatu daerah itu ada sinyal internet dan alat komunikasi, maka industri multifinance bisa masuk.

Untuk itu, ia mengatakan produk-produk yang dipasarkan harus semasal mungkin. Produk yang dibuat tersebut harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 

Salah satunya kebutuhan untuk meminjam uang untuk pengembangan usaha tapi tanpa ada agunan seperti di industri otomotif yang ada jaminan dengan BPKB kenderaan. Karena itu, regulator di sini seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus bisa memfasilitasinya.

Perusahaan pembiayaan juga harus siap meningkatkan security level kalau sampai ada pembobolan sistem dan akses datanya oleh hacker. Untuk itu perusahaan multifinance harus siap dengan managemen risiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×