Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Perusahaan pembiayaan (multifinance) getol melakukan ekspansi menambah jaringan pada semester kedua tahun ini. Dengan memperluas jangkauan pasar, perusahaan pembiayaan berharap tak akan merevisi target nilai penyaluran kredit di tahun ini.
Harjanto Tjitohardojo, Direktur Mandiri Tunas Finance mengatakan, mulai bulan Juli mendatang, pihaknya mulai merealisasikan rencana membuka 10 kantor cabang baru. Dus, hingga akhir tahun ini, perusahaan ini akan memiliki 88 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Penambahan cabang tersebut, kata Harjanto, diharapkan bisa menggenjot pertumbuhan penyaluran kredit yang melambat di tahun ini. Salah satunya berasal dari pasar otomotif. Di paruh pertama tahun ini, pertumbuhan penyaluran kredit otomotif tidak sampai 10%. "Ini di bawah harapan awal kami," ujar dia.
Sampai tutup tahun ini, Tunas Finance membidik target penyaluran kredit Rp 16 triliun. Jumlah itu naik 38,17% dibandingkan realisasi penyaluran kredit tahun lalu yakni Rp 11,58 triliun.
Antisipasi kredit turun
Perusahaan pembiayaan lain yakni PT Radana Bhaskara Finance menganggap, menambah jumlah cabang baru merupakan strategi jitu menggenjot penyaluran kredit untuk mengantisipasi pasar yang mengendur.
Hampir sama dengan Tunas Finance, perusahaan yang awalnya bernama HD Finance ini merencanakan memiliki 11 cabang baru. Apalagi, Radana Finance memiliki lini bisnis baru yakni pembiayaan mobil bekas. Makanya, beberapa cabang baru yang bakal dibuka akan difokuskan untuk unit usaha baru ini.
Evy Indahwaty, Direktur Utama Radana Finance mengatakan, pihaknya mengalokasikan dana antara Rp 720 juta sampai Rp 1 miliar untuk membiayai pembukaan cabang baru. Sumber dananya berasal dari dana internal perusahaan.
Tahun lalu, Radana Finance mencetak laba sebesar Rp 17,16 miliar. Namun, perusahaan ini memutuskan tidak membagikan dividen. Malahan, manajemen mengalokasikan dana senilai Rp 16 miliar dari laba untuk belanja modal. "Kami terus mengembangkan bisnis untuk memperkuat posisi modal," kata Evy.
Evy mengaku, belanja modal tersebut untuk memperkuat bisnis perusahaan sehingga target pembiayaan tahun ini sebesar Rp 1,5 triliun bisa tercapai. Radana Finance memiliki target pembiayaan sebesar Rp 5 triliun bisa dicapai pada tahun 2018.
Sementara itu, Adira Finance mengaku tak terlalu agresif menambah cabang di tahun ini. Alasannya, likuiditas semakin ketat. "Kami terus evaluasi mana yang punya potensi untuk dibuka," ujar Willy S. Dharma, Direktur Utama Adira Finance.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News