kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Multifinance tingkatkan pencadangan piutang dalam menjaga kualitas pembiayaan


Kamis, 11 Maret 2021 / 20:27 WIB
Multifinance tingkatkan pencadangan piutang dalam menjaga kualitas pembiayaan
ILUSTRASI. Customer service melayanai klien di kantor cabang Mandiri Tunas Finance (MTF) Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus waluyo/02/03/2021.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah multifinance tingkatkan pencadangan piutang dalam menjaga kualitas pembiayaan di tahun ini.

Seperti PT Mandiri Tunas Finance (MTF) yang ang bakal berencana menaikkan pencadangan. Besaran tambahan cadangan yang MTF bentuk adalah hingga total cadangan dapat mengcover 2x dari jumlah pembiayaan yang di perkirakan memburuk. Penyaluran pembiayaan baru MTF mencapai Rp 2,7 triliun hingga Februari 2021.

Direktur Keuangan MTF Armendra mengatakan, di akhir 2020, pencadangan menjadi 214%. Pada 2021 di tingkatkan lagi pencadangan sesuai arahan pemegang saham. Perhitungannya sesuai denga PSAK terbaru. Sejalan dengan itu, Ia menyatakan perusahaan akan terus menekan NPF sebab situasi ekonomi yang semakin membaik. Ia juga berharap agar pandemi bisa segera ditangani agar tidak ada lagi PSBB.

Dalam mengantisipasi recovery perekonomian nasional yang belum 100%, pihaknya akan menyeimbangkan dengan tambahan pembentukan cadangan disamping pembentukan cadangan sesuai ketentuan sebagaimana diatur dalam PSAK 71. 

"Memang tidak diatur berapa tambahan cadangan tambahan tersebut, hal ini tergantung risk apetite dan kemampuan perusahaan keuangan. Untuk MTF, besar tambahan cadangan yang kami bentuk adalah hingga total cadangan dapat mengcover 2x jumlah pembiayaan yang kami perkirakan memburuk (NPL)," ujar Armendra kepada kontan.co.id, Kamis (11/3).

Baca Juga: Simak strategi industri multifinance jaga pembiayaan

Menurutnya, pembentukan cadangan dan tambahan cadangan ini justru memastikan kesinambungan profitabilitas perusahaan, karena potensi risiko dikelola, dikontrol dan dimitigasi dengan baik. 

Armendra menjelaskan, tahun 2021 adalah momentum bangkitnya pertumbuhan ekonomi nasional sebagaimana program PEN yang telah diupayakan Pemerintah. Oleh karena itu perusahaan telah memiliki beberapa strategi seperti memastikan turut sertanya MTF dalam pemulihan ekonomi nasional tersebut dengan pertumbuhan pembiayaan yang sehat yang diimbangi dengan  penguatan collection antranya kemudahan nasabah dalam melaksanakan pembayaran secara digital.

"Dalam mencari target market kami fokuskan pada kekuatan jaringan bisnis dan nasabah Mandiri Group yang lebih terukur dan terkontrol dengan baik," kata Armendra.

Sebagai catatan, sepanjang 2020, anak perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini merealisasikan penyaluran pembiayaan baru mencapai Rp 16,7 triliun. Hal ini ditopang oleh sektor perdagangan, ritel, BUMN, PNS, pertambahan nikel dan emas, serta sawit dan logistik. “Target pembiayaan MTF di 2021 mencapai Rp 20 triliun. Segmennya masih mirip dengan 2020,” imbuhnya. 

Sementara itu PT Mandiri Utama Finance (MUF) menyatakan, coverage ratio dari cadangan kerugian penurunan nilai pembiayaan MUF naik dari 134% di 2019 menjadi 318% di 2020.

Stanley Atmadja, Direktur Utama (MUF) mengatakan, kenaikan cadangan pastinya berdampak pada kinerja keuangan 2020, sehingga membukukan kerugian. Walaupun secara umum kinerja keuangan 2020 masih lebih baik jika dibandingkan dengan proyeksi yang disusun pertengahan tahun 2020.




TERBARU

[X]
×