Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank terus mengerek bunga deposito sebagai respons kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang sudah mencapai 200 bps menjadi 5,75%.
PT Bank Central Asia (BCA) misalnya, yang sejak awal Maret 2023 ini kembali mengerek bunga deposito. BCA menaikkan bunga deposito tiga bulan dan enam bulan. Sedangkan suku bunga deposito satu bulan dan 12 bulan masih tetap sama.
Rinciannya, bunga deposito satu bulan dan 12 bulan masing-masing tetap di angka 3,66% dan 2%. Kecuali deposito dengan nominal di atas Rp 100 miliar dengan jangka waktu 12 bulan mendapat bunga 2,1%.
Sedangkan deposito berjangka waktu 3 bulan dan 6 bulan ini mendapat ganjaran bunga masing-masing 4% dan 2,5%. Deposito 3 bulan naik 100 basis poin dan bunga deposito 6 bulan naik 50 basis poin.
Baca Juga: Runtuhnya SVB Belum Berdampak ke Perbankan Indonesia, Luhut: Tetap Super Hati-Hati
"Bank telah menaikkan suku bunga deposito secara bertahap sejak kuartal III-2022 baik rupiah maupun valas secara berkala," kata EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn kepada kontan.co.id belum lama ini.
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga telah menaikkan suku bunga counter deposito antara 15 bps hingga 25 bps tergantung jangka waktu (tenor) deposito. Aestika Oryza Gunarto, Corporate Secretary BRI menyampaikan, suku bunga deposito BRI telah naik menyesuaikan kenaikan suku bunga pasar yang naik signifikan.
Kenaikan bunga deposito BRI yang awalnya sekitar 2%-2,85% untuk tenor 1-12 bulan, kini suku bunga deposito Rupiah BRI berkisar dari 2,25%-3% untuk tenor 1-24 bulan. Sementara untuk deposito valas BRI bervariasi dari 0,75%-1% bergantung pada jangka waktu.
"Suku bunga counter deposito BRI pada tahun 2023 berkisar 2,25% s.d 3,00% untuk rupiah, namun bagi nasabah potensial dengan kriteria khusus, dapat diberikan suku bunga special rate secara selektif," kata Aestika.
Aestika menyebut, seiring dengan kenaikan suku bunga deposito, biaya dana BRI naik namun tetap terkendali. Walau begitu, ia tidak memerinci berapa besar kenaikannya saat ini.
Di sisi lain, kata Aes likuiditas BRI saat ini berada dalam kondisi yang ample, dengan fokus pendanaan dari dana murah. Selain itu untuk tetap mengoptimalkan profitabilitas, BRI akan terus fokus pada kredit pada segmen high yield seperti mikro dan konsumer.
"Suku bunga deposito jangka panjang cukup bersaing dengan instrumen investasi lainnya dengan tenor yang sama. Untuk deposito jangka pendek telah menyesuaikan dengan rate instrumen jangka pendek BI," imbuhnya.
Sejak akhir tahun lalu, PT Bank Tabungan Negara atau BTN juga sudah merespons kenaikan suku bunga acuan dengan menaikkan bunga simpanan yang variatif terhadap deposan prima.
Baca Juga: Sejak Tahun Lalu, Bank Panin Telah Menaikkan Bunga Deposito Sebesar 150 Bps
"Tentu kenaikan suku bunga disesuaikan dengan kondisi likuiditas baik di pasar maupun di BTN sendiri. Saat ini likuiditas di pasar masih sangat memadai untuk mendukung pembiayaan sektor ril utamanya perumahan dan turunannya," kata Direktur Distribution dan Funding BTN Jasmin.
Pada 30 September tahun lalu, bunga deposito rupiah BTN masih di level 2,35%-2,75% untuk tenor 1-12 bulan. Sementara saat ini bunga deposito rupiah BTN berkisar 2,35%-3,00%. Seiring dengan kenaikan bunga deposito, cost of fund ikut naik dari November ke Desember sekitar 10-15 bps di posisi Desember 2022 sekitar 2,60%.
Kendati demikian, belum lama ini Gubernur BI Perry Warjiyo mengklaim suku bunga perbankan masih kondusif mendukung pemulihan ekonomi.
"Suku bunga deposito 1 bulan pada Januari 2023 tercatat 3,95% atau meningkat 106 bps dibandingkan dengan level Juli 2022," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News