Reporter: Feri Kristianto |
JAKARTA. Maraknya lembaga keuangan yang menyalurkan kredit ke sektor mikro, membawa berkah positif bagi perusahaan asuransi. Pertumbuhan asuransi mikro ikut terkerek tiap tahun. Diperkirakan, peminat asuransi mikro akan terus meningkat pada periode mendatang.
Lihat saja Allianz Life Indonesia, pada semester pertama tahun ini berhasil mengantongi premi bruto asuransi mikro sekitar Rp 29,2 miliar, tumbuh 63% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 18 miliar. Pendapatan itu berasal dari penjualan produk mikro seperti saving life, credit life, serta personal accident.
Harga produk ini murah meriah, mulai dari Rp 2.400 -Rp 220.000 per tahun. Produk mikro Allianz Life Indonesia menyasar dua segmen, yakni nasabah mikro yang belum terlayani perbankan alias non-bankable serta segmen low mass market dari penyaluran kredit mikro lembaga perbankan.
Manajemen merinci, premi nasabah non-bankable sebesar Rp 4,4 miliar, tumbuh 120% ketimbang periode sama tahun lalu Rp 2 miliar. Sementara, segmen low mass market menyumbang premi sekitar Rp 24,4 miliar, tumbuh 55%.
Menariknya, meski kontribusi premi low mass market mendominasi, tetapi dari segi jumlah polis lebih banyak dari segmen mikro. Nasabah asuransi mikro mencapai 860.000 orang, tumbuh 56% dibandingkan periode sama tahun lalu 554.000 orang. Jumlah itu berkontribusi 80% dari total pemegang polis asuransi mikro.
Handojo Kusuma,Wakil Direktur Utama Allianz Life Indonesia, menjelaskan perusahaan memiliki 2 juta pemegang polis. Artinya, nasabah asuransi mikro menyumbang 25%. "Ini akan menguntungkan, karena nasabah asuransi mikro bisa menjadi nasabah loyal di masa depan," ujar Handojo, Senin (6/8) malam.
Di Asuransi Jiwasraya, asuransi mikro berkontribusi 20% terhadap total nasabah yang mencapai 3,8 juta. Namun, dari segi kontribusi premi masih kecil, yakni baru 15% dari total premi yang mereka raih. "Kecil tetapi ada peningkatan sampai 5% setiap tahun," kata Hendrisman Rahim, Direktur Utama Jiwasraya.
Tak heran, pemain asuransi mikro pun berlomba-lomba terus meningkatkan pendapatan premi. Apalagi, sebagian besar masyarakat Indonesia masuk kategori non-bankable. Artinya, potensi bisnisnya sangat besar.
Hanya saja, memang tidak mudah menggeber penjualan asuransi mikro. Perusahaan harus memiliki sarana yang cukup, mengingat calon nasabah asuransi mikro berada di pelosok.
Namun, Allianz Life sudah menyiapkan strategi. Ia menjalin kerjasama dengan 66 lembaga keuangan mikro, seperti bank perkreditan rakyat (BPR) dan koperasi, serta 4 bank swasta nasional. Manajemen menargetkan menggaet 1 juta nasabah asuransi mikro hingga akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News