kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45905,16   6,41   0.71%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nasabah Tajir Mendominasi Bank


Rabu, 26 Juni 2013 / 07:37 WIB
Nasabah Tajir Mendominasi Bank
ILUSTRASI. Ruang pamer Nissan, Pondok Gede. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Roy Franedya

JAKARTA. Simpanan nasabah superkaya masih membanjiri perbankan. Pemilik dana super jumbo ini menjadikan deposito sebagai tempat favorit menyimpan, karena bisa mendapat bunga di atas 5% atau melebihi bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Nasabah superkaya ini memiliki simpanan di atas Rp 5 miliar, sedangkan nasabah kaya minimal sebesar Rp 2 miliar. Per April, LPS mencatat, jumlah nasabah super kaya berkontribusi 43% atau padadana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 3.294 triliun.

Nilai simpanan di atas Rp 5 miliar tumbuh 15% menjadi Rp 1.424 triliun dibandingkan posisi yang sama di tahun sebelumnya, yakni Rp 1.232 triliun. Dana nasabah super kaya yang mengalir ke simpanan rupiah sebanyak Rp 1.115 triliun, dan simpanan valuta asing (valas) Rp 309 triliun. Dana ini diparkir pada 63.816 rekening atau bertambah 12.396 rekening dari posisi April tahun sebelumnya 51.420 rekening.

Sedangkan simpanan nasabah dari Rp 2 miliar sampai Rp 5 miliar tumbuh lebih kencang, yakni mencapai 24%, menjadi Rp 344 triliun dibandingkan tahun lalu. Rekening nasabah kaya mencapai 98.220  atau tumbuh 13% ketimbang jumlah rekening bulan April 2012, sebesar 86.970 rekening.

Ketua Dewan Komisaris LPS, Heru Budiargo, mengatakan banyak faktor mempengaruhi pertumbuhan simpanan antara Rp 1 miliar sampai Rp 5 miliar. Salah satunya kondisi internal Indonesia dan global. "Setiap orang memiliki respons berbeda terhadap setiap kejadian sekarang. Mungkin banyak nasabah superkaya memarkir dana di bank, tetapi bila kondisi sudah stabil bisa juga dana ini keluar dan masuk ke istrumen lain," ujarnya. Selasa (25/6).

Heru menambahkan, tekanan dari inflasi karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kondisi global bisa berimbas ke pengetatan likuiditas. Sehingga perbankan cenderung menaikkan bunga simpanan. Tetapi kenaikan ini hanya sementara.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Halim Alamsyah, menyampaikan perbankan akan menaikkan tingkat bunga simpanan karena beberapa alasan. Yakni, pengetatan likuiditas yang diikuti kenaikan beban masyarakat akibat kenaikan tarif listirk dan harga BBM. Walhasil, banyak masyarakat mendahulukan pemenuhan kewajiban ketimbang menyimpan dana di bank. "Faktor ini dapat menyebabkan bank berkompetisi mencari sumber dana dengan bunga menarik," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×