Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak adanya BPJS Kesehatan, porsi pasar perusahaan asuransi yang memiliki produk asuransi kesehatan jelas berkurang. Oleh sebab itu asuransi kesehatan hanya bisa bermain di segmen masyarakat kelas menengah dan atas.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum (AAUI), Dody A.S. Dalimunthe juga mematikan tren seperti itu akan berlanjut di 2018. Adapun hal itu bisa berubah seandainya mekanisme Coordination of Benefit (COB) yang ditawarkan asuransi umum ke BPJS Kesehatan diterima. “Ini masih negosiasi dan masih alot,” kata Achmad saat dihubungi Kontan.co.id pada Jum’at (26/1).
Upaya negosiasi yang dilakukan industri asuransi umum melalui AAUI disebut Dody sudah berlangsung lama. Setidaknya sudah tiga tahun negosiasi tersebut belum memberikan sinyal hijau dari BPJS Kesehatan. Adapun mekanisme COB sendiri jika berhasil, klaim tertanggung bisa ditanggung oleh dua pihak sekaligus yakni BPJS Kesehatan dan pihak asuransi komersial.
Dody berasumsi, kemungkinan memang pihak BPJS Kesehatan tidak terlalu membutuhkan mekanisme COB tersebut. Sebab, memang BPJS Kesehatan sudah memiliki banyak peserta. Diakui Dody memang, yang membutuhkan mekanisme COB yakni pihak asuransi komersial sendiri.
Untuk proyeksi tahun depan, Dody belum berani memperkirakan trennya. “Karena masih ada upaya dari AAUI melakukan COB dengan BPJS Kesehatan,” ujarnya.
Hingga berita ini ditulis, informasi pertumbuhan industri asuransi kesehatan di kuartal 4 tahun 2017 dari AAUI belum tersedia. Jika merujuk dari data AAUI kuartal 3 tahun 2017, produk asuransi kesehatan mengalami pertumbuhan sebesar 4,3% secara Year on Year dengan nilai Rp 3,3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News