Sumber: KONTAN | Editor: Johana K.
JAKARTA. Industri perbankan di Indonesia sedang gegap gempita. Bank-bank besar belomba-lomba mengincar bank-bank yang lebih kecil untuk mereka akuisisi.
Salah satu bank yang agresif itu adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Direktur Utama BRI Sofyan Basir membenarkan pihaknya tengah membidik Bank Agroniaga seperti diungkapkan oleh Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar (KONTAN 20 Februari 2010). “Sebenarnya, bukan dua bank, melainkan ada tiga bank yang kami incar. Ketiganya memiliki core bisnis yang sama dengan kami,” kata Sofyan, di sela-sela acara peluncuran TabunganKU, Sabtu lalu (20/2).
Sofyan tak menyebut nama bank ketiga yang sedang dibidik itu. Ia hanya mengatakan, BRI kemungkinan akan membeli dua dari tiga bank tersebut. “Proses akuisisinya baru tahap penjajakan awal,” katanya.
Karena baru tahap penjajakan dan belum melakukan uji tuntas atau due diligence, Sofyan tak bisa menjelaskan proses akuisisi itu dengan lebih detil. "Pak Menteri BUMN bilang, kami akan akuisisi Bank Agro dan Bukopin karena Pak Menteri juga berkepentingan untuk melihat sampai sejauh mana kemungkinannya untuk diakuisisi," tambahnya.
Rencana akuisisi ini, kata Sofyan, akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung bulan Mei mendatang. "Tunggu saja nanti, kalau pemegang saham setuju, rencana ini akan jalan," ucap Sofyan. Menurut dia, jika jadi mengakuisisi kedua bank tadi, BRI ingin menjadi pemegang saham mayoritas di keduanya.
Bakal dimerger
Sofyan menyadari, rencana untuk menjadi pemegang saham mayoritas di kedua bank itu bakal tak berlangsung mulus. BRI akan terbentur aturan kepemilikan tunggal atau single presence policy (SPP).
Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2008 menegaskan, bank hanya boleh menjadi pemegang saham pengendali di satu bank konvensional dan syariah. "Sekarang kami sedang mengkaji berbagai opsi, bisa saja nantinya kedua bank yang akan kami akuisisi itu akan di merger," imbuhnya.
Tapi, ada satu onak lagi menghadang BRI untuk menuntaskan akuisisi kedua bank itu, yakni penguasaan pasar di segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Jika kedua bank itu berhasil diakuisisi dan bisnis intinya tak berubah, mungkin, BRI mereka akan memonopoli pasar UMKM dan bisa kena semprit Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
“Masalah ini juga termasuk yang sedang kami kaji jalan keluarnya,” kata Sofyan. Catatan saja, pangsa pasar BRI di segmen UMKM saat ini adalah antara 30%-35%.
BRI akan menggunakan dana hasil penerbitan subdebt senilai Rp 2 triliun untuk akuisisi tersebut. Sayang, Sofyan belum bisa mengestimasi nilai saham kedua bank tersebut. Ia juga tak menyebut cara yang akan ditempuh, termasuk apakah menjadi pembeli siaga pada hajatan rights issue yang akan digelar Bank Agro.
Sekretaris Perusahaan Bank Agro Hirawan Kustono membenarkan para pemegang saham tengah melakukan penjajakan dengan para calon investor. "Tapi kami kurang tahu prosesnya sudah sejauh mana, karena ini urusan pemegang saham," tuturnya.
Tapi, Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi bilang, hingga kini belum ada penjajakan dari BRI. "Itu masih wacana dan diskusi. Saat ini banyak pihak yang sudah menawarkan kerjasama dengan kami, nanti yang terbaik yang akan dipilih," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News