Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Asuransi Wahana Tata harus merogoh kocek dalam-dalam untuk mengganti kerugian para pemegang polisnya di Padang. Nilai kerugian akibat gempa yang harus ditanggung Wahana Tata mencapai Rp 400 miliar.
Gana Adhitya, Direktur Teknik Wahana Tata, Selasa (6/10), menyatakan, nilai klaim masih dalam perhitungan. "Untuk asuransi gempa di Padang, kami menanggung 500-an polis," ujarnya.
Gana memprediksi, biaya klaim gempa Padang bakal lebih besar dibandingkan klaim asuransi gempa di Yogyakarta maupun Tasikmalaya, beberapa waktu lalu. "Gempa di Padang melanda pusat kota. Padahal di kawasan itu pemilik polis kami berada. Tentu klaimnya akan besar," ujarnya.
Perincian jenis bangunan yang mendapat pertanggungan Wahana Tata adalah perumahan sebanyak 58%, bangunan komersial seperti ruko sebanyak 40%, dan bangunan untuk industri 2%. Salah satu bangunan di Padang yang menjadi tanggungan Wahana Tata adalah Hotel Ambacang.
Meski bakal mengucurkan klaim yang besar, Wahana Tata tidak merasa khawatir. Perusahaan ini telah mengalihkan lagi risiko ke perusahaan reasuransi lokal maupun internasional seperti Munich Re. "Kami akan memberikan kemudahan bagi nasabah korban gempa. Kami tidak akan melakukan penghitungan rumit kalau okupansinya sudah hancur total. Kasihan kalau masih harus hitung-hitungan lagi. Apalagi, kebanyakan bangunan yang terkena gempa merupakan rumah tinggal," ujar Gana.
Terhadap obyek asuransi yang tidak mengalami total lost dan memiliki nilai pertanggungan besar, baru Wahana Tata melakukan perhitungan biasa.
Gana memperkirakan, permintaan asuransi gempa bakal meningkat. "Biasanya permintaan musiman. Bisa saja, dua bulan lagi masyarakat sudah lupa," katanya. Kontribusi premi asuransi gempa terhadap total pendapatan Wahana Tata tidak besar.
Hingga September, Wahana Tata sudah mengumpulkan pendapatan premi Rp 500 miliar, tidak jauh dari target tahun ini Rp 800 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News