kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nilai Riil Kredit Mubazir Per Mei Sebesar Rp 142,2 Triliun


Rabu, 07 Juli 2010 / 08:50 WIB
Nilai Riil Kredit Mubazir Per Mei Sebesar Rp 142,2 Triliun


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA.Total nilai undisbursed loan atau fasilitas kredit di perbankan nasional yang belum ditarik oleh debitur alias sampai akhir Mei lalu memang cukup tinggi. Nilainya sekitar Rp 479 triliun. Tapi, nilai kredit mubazir riil ternyata baru sebesar Rp 142,2 triliun.

Kredit mubazir riil ini adalah kredit yang sudah menjadi komitmen (commited), tapi menjadi mubazir karena belum dimanfaatkan debitur. Nah, sisanya sekitar Rp 336,7 triliun adalah kredit yang belum memiliki komitmen (uncomitted) atau masih dapat dibatalkan oleh bank.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Muliaman D. Hadad menuturkan, pemberlakuan aturan PSAK 50/55 dan standar Basel II dalam pelaporan bulanan bank umum berimbas pada perubahan pencatatan terkait nilai undibursed loan ini.

"Sekarang dibedakan komitmen dan belum komitmen. Yang sudah komitmen tidak bisa dibatalkan oleh bank. Sedangkan yang belum bisa batal kalau kondisi calon debitur tidak memenuhi syarat," jelasnya, Senin (6/7).

Angka undisbursed loan sendiri biasa menjadi salah satu indikator bergerak tidaknya perekonomian. Penyebab kredit mubazir paling banyak adalah debitur yang menunda pencairan fasilitas kredit yang sudah disetujui dan disediakan bank. Alasannya, bisa karena lesunya bisnis si debitur atau debitur memilih memanfaatkan pendanaan internal untuk memutar roda bisnisnya. Alasan lain, masih tingginya bunga kredit bank.

Pola pencatatan dengan prinsip PSAK 50/55 yang membedakan jenis undisbursed loan lebih detail, menurut BI, memudahkan stakeholder membaca data perbankan.
Menurut bankir, pada prinsipnya bank mengharapkan debitur memakai seluruh fasilitas kredit mereka. Namun, kenyataannya ini jarang terjadi. "Paling digunakan 80%-90%, jarang sampai 100%," kata Direktur Bank PT Bank OCBC NISP Tbk Rama Pranata Kusumaputra, Selasa (6/7).

Di OCBC NISP, undisbursed loan-nya mencapai 30%. Tapi, dia mengaku tak ingat sektor-sektor penyumbang terbesar. "Cukup merata di semua sektor," ujarnya.
Kebanyakan, kredit belum terpakai disumbang sektor infrastruktur, seperti jalan tol. Ini karena banyak proyek jalan tol terkendala proses pembebasan tanah. Dus, komitmen yang sudah diteken pun belum bisa cair.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×