Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan yang dialami perbankan tahun ini akan semakin berat. Pandemi virus corona (Covid-19) bakal bikin keuntungan bisnis perbankan semakin tipis tahun ini. Margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) akan tergerus sejalan dengan meningkatnya restrukturisasi kredit.
Covid-19 telah mengganggu aktivitas dunia usaha di berbagai sektor yang mengakibatkan terjadinya pemburukan kualitas kredit perbankan. Untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL), bank harus melakukan restrukturisasi. Apalagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah melonggarkan aturan restrukturisasi kredit sampai Rp 10 miliar bagi debitur yang terdampak pandemi tersebut.
Baca Juga: Kadin memprediksi manufaktur Indonesia akan rebound tahun depan
Peningkatan restrukturisasi tersebut akan mendorong kenaikan beban yang harus ditanggung bank. Alhasil, margin bunga bersih pun akan semakin menipis. Hal itu diakui oleh Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Perubahan kualitas kredit dan skema restrukturisasi yang diberikan akan menekan NIM BRI tahun ini.m
Sepanjang kuartal I 2020, BRI telah melakukan restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 kepada 134.258 debitur dengan nilai mencapai Rp14,9 triliun. Haru melihat, potensi penambahan restrukturisasi kredit masih sangat besar dengan kondisi ekonomi yang ada saat ini.
"Akan ada pressure terhadap NIM dari restrukturisasi kredit, tetapi tekanan itu akan minimal dengan adanya perbaikan dari sisi biaya dana," kata Haru pada Kontan.co.id akhir pekan lalu.
Selain perbaikan biaya dana tersebut, lanjutnya, penurunan giro wajib minimum (GWM) serata semakin meningkatnya komposisi kredit UMKM BRI akan menahan tekanan terhadap margin bunga tersebut. Tahun ini, BRI akan berupaya menjaga NIM ada di kisaran 6,8%-6,9%.
Baca Juga: Rupiah menguat, investor asing berpotensi masuk lagi ke pasar obligasi
PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) juga memperkirakan NIM akan semakin tertekan tahun ini karena ada peningkatan restrukturisasi kredit. "Tidak bisa diprediksi seberapa besar penurunan secara pasti. Tetapi akan kami usahakan NIM di level 2.8% tahun ini. Tahun lalu, masih sekitar 3.4%," kata I Made Mudiastra, Direktur BWS.
Bank Woori sudah mulai melakukan restrukturisasi kredit sejalan dengan relaksasi aturan yang dilakukan OJK. Namun, Made belum bisa menyampaikan berapa debitur perseroan yang sudah melakukan restrukturisasi tersebut. Sementara untuk menjaga NIM tidak tergerus dalam, BWS akan berupaya mengefisienkan biaya operasional. "Sisi ini masih bisa ditekan," ujar Made.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News