Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) industri multifinance mencatat tren penurunan di tengah perlambatan pembiayaan dan kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya membaik.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NPF industri menunjukkan penurunan dari sebelumnya 2,8% per Desember 2024 menjadi 2,55% per Juni 2025.
Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance Tbk (CNAF) Ristiawan Suherman menyebut, perbaikan NPF industri sejalan dengan strategi perusahaan multifinance, termasuk CNAF, yang memperketat proses bisnis dan lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan.
“Langkah ini kami ambil untuk menjaga kesehatan kualitas portofolio perusahaan,” ujar Ristiawan kepada Kontan, Rabu (13/8/2025).
Baca Juga: Catat NPF Stabil di Level 2,3% per Juli 2025, Begini Strategi Adira Finance
Ia menambahkan, tren pengembalian kendaraan di CNAF masih terjaga rendah. Rasio pengembalian kendaraan, baik secara sukarela maupun penarikan, berada di kisaran 0,5% dari total akun portofolio. Angka ini sedikit naik dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 0,4% seiring peningkatan portofolio pembiayaan. Per Juli 2025, CNAF mencatat NPF sebesar 1,43%, membaik dari posisi 1,48% per Juni 2025.
“Strategi kami menjaga NPF dengan pembiayaan yang lebih selektif, proses verifikasi yang efektif, serta mengurangi pembiayaan di segmen-segmen berisiko tinggi,” tegas Ristiawan.
Direktur Keuangan PT Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance) Roberto AK Un menilai, tren perbaikan NPF mencerminkan komitmen pelaku pembiayaan dalam menjaga kualitas portofolio melalui prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang ketat.
“Meskipun penyaluran pembiayaan baru melambat akibat lemahnya permintaan dan daya beli, kami tetap fokus pada seleksi calon debitur yang tepat dan proses penagihan yang efektif,” ucap Roberto.
Hingga Juli 2025, Mandala Finance mencatat rasio NPF sebesar 2,88%. Angka ini membaik dibandingkan periode sebelumnya dan masih berada dalam batas aman yang ditetapkan regulator.
Baca Juga: BFI Finance (BFIN) Jaga NPF di Level 1,63% per Juni 2025
Corporate Communication Head PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) Dian Ariffahmi menambahkan, NPF perusahaan masih berada di bawah rata-rata industri. Per 30 Juni 2025, NPF bruto BFI Finance tercatat 1,63% dan NPF neto 0,30%.
“Dalam menekan rasio NPF, BFI Finance selalu menerapkan credit analysis dan scoring berdasarkan SOP yang ditetapkan,” kata Dian.
BFI Finance juga melakukan diversifikasi produk untuk mengurangi risiko terkonsentrasi pada segmen tertentu. Selain itu, perusahaan memperkuat pengendalian kualitas portofolio melalui peningkatan kontrol pada proses underwriting dan penguatan kapabilitas collection.
Sementara itu, Chief Financial Officer PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance), Sylvanus Gani menyampaikan, NPF perusahaan berada di level 2,3% hingga Juli 2025. Angka ini masih dalam batas internal perusahaan dan lebih rendah dibandingkan rata-rata industri multifinance.
“Untuk menjaga NPF, perusahaan telah menerapkan inisiatif strategis dengan memberikan pembiayaan yang tersegmentasi sesuai dengan risk appetite perusahaan,” jelas Gani kepada Kontan, Jumat (15/8/2025).
Adira Finance juga memastikan kegiatan collection berjalan efektif untuk mengurangi potensi kredit bermasalah dan menjaga rasio NPF tetap terkendali.
Selanjutnya: Norma: Antara Mertua dan Menantu Puncaki Top Film Netflix Indonesia Hari Ini (18/8)
Menarik Dibaca: Head Over Heels dan 4 Drakor Tentang Cinta Segitiga, Romantis tapi Bikin Bingung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News